Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Nak, Tahun Depan Ayah Tak Naik Gaji

Diperbarui: 6 November 2020   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels.com

Pagi ini ku dengar sebuah cerita duka. Dari putraku yang tergugu bersimbah air mata. Ikan kesayangannya tlah mati. Karena kelaparan tersebab makan yang tak kuberi.

Dalam tatap setajam pisau ia memandang. Seolah mengadili akan lalai yang ku buat. Bertanya akan perisai lupa yang kupasang. Sebagai tabir segenggam uang yang tak kudapat. Untuk sekedar membeli pakan ikan cupang.

Secarik kertas yang diberikan isteri
Masih terserak di dalam laci
Berisikan peringatan dari sekolah lagi
Karena iuran yang tak juga bisa kubayar hingga kini

Di muka rumah kudengar mbok sayur mengeluh
Tentang catatan hutang yang kian penuh
Tentang pembeli yang tak lagi riuh
Tentang kami yang tak boleh lagi menulis di buku kumuh

Kubuka tayangan di layar kaca
Mencari secercah cahaya dari bait-bait berita
Menyongsong Desember yang seharusnya ceria
Karena tahun baru yang biasanya membawa asa di dada

Ah, ternyata awan membawa mendung di Januari


Nak, tahun depan Ayah tak naik gaji

Tangerang, Nopember 2020
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline