Pagi ini ku dengar sebuah cerita duka. Dari putraku yang tergugu bersimbah air mata. Ikan kesayangannya tlah mati. Karena kelaparan tersebab makan yang tak kuberi.
Dalam tatap setajam pisau ia memandang. Seolah mengadili akan lalai yang ku buat. Bertanya akan perisai lupa yang kupasang. Sebagai tabir segenggam uang yang tak kudapat. Untuk sekedar membeli pakan ikan cupang.
Secarik kertas yang diberikan isteri
Masih terserak di dalam laci
Berisikan peringatan dari sekolah lagi
Karena iuran yang tak juga bisa kubayar hingga kini
Di muka rumah kudengar mbok sayur mengeluh
Tentang catatan hutang yang kian penuh
Tentang pembeli yang tak lagi riuh
Tentang kami yang tak boleh lagi menulis di buku kumuh
Kubuka tayangan di layar kaca
Mencari secercah cahaya dari bait-bait berita
Menyongsong Desember yang seharusnya ceria
Karena tahun baru yang biasanya membawa asa di dada
Ah, ternyata awan membawa mendung di Januari
Nak, tahun depan Ayah tak naik gaji
Tangerang, Nopember 2020
Mahendra Paripurna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H