Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Menunggu Hujan Teriakkan Namaku

Diperbarui: 20 Oktober 2020   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Gerimis memercik usik kesendirian yang tak bernama
Dalam gelap yang tak pula menampakkan rupa
Di keheningan yang tak sudi memperdengarkan suara
Tapak-tapak kaki tak pula hendak tinggalkan jejaknya

Bait-bait rintik hujan yang memetik irama setiap detik
Membasah tanah yang memerah karna resah
Aroma air yang mengalir hingga ke hilir
Tak kuasa membawa pesan cinta dari sang pujangga

Kerap berharap dalam sendu yang ku bilang rindu
Menanti datangnya fajar yang mengajar tentang kata sabar
Tak pasti dalam pedih yang tak terperi
Mencoba meyakini sabda dari sang Illahi

Kilat petir mencoba mengguncang fikir
Tetap kunanti dirimu walau semu memilu
Dalam basah yang memasrah
Dalam redupnya pagi aku tetap disini

Menunggu hujan teriakkan namaku

Tangerang, Oktober 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline