Pada aksara yang kususun menjadi kata
Ada tercium harum wangi bunga
Dan busuknya aroma rafflesia
Dari barisan kata yang semula tanpa makna
Pada baris-baris kata yang bercerita
Ada tangisan air mata duka
Dan senyum penuh suka cita
Tentang suka duka anak manusia
Ada cinta
Asmara
Dan patah hati
Yang terasa menyakiti
Namun pada larik-larik puisi
Ada semangat juang untuk negeri
Saat tanah ibu pertiwi
Terpasung oleh penjajah kejam yang tak terperi
Pada kalimat-kalimat puitis itu pula
Tergambar indahnya dunia
Dan puji syukur atas semua karunia
Nikmat Tuhan yang tiada terkira
Jika kau lihat hari ini cerah merona
Atau melingkup dalam gelap nan kelam
Mungkin karena aksara yang telah kususun menjadi kata
Telah menyihir hari dengan puisi dan mantera suci dari palung jiwa yang terdalam
(Puisi untuk Hari Puisi Sedunia-World Poetry Day)
Tangerang, Maret 2019
Mahendra Paripurna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H