Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Dalam Dekapan Dingin

Diperbarui: 7 Maret 2019   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Dalam dekapan dingin hari ini
Ada air yang menetes tanpa henti
Dari awan-awan gelap yang melayang di langit tinggi
Dan dari sepasang mata indah milik seorang putri

Gerangan apa yang sedang dia rasa
Hingga alampun turut berduka cita
Mentaripun tak kuasa tampakkan sinarnya
Tenggelam dalam raut muram durja

Perlahan benaknya membuka lembaran peristiwa
Kepingan-kepingan puzzle kepedihan, tersusun serupa cerita
Tentang kehidupan yang merana
Tentang hilangnya kata yang menggurat bahagia

Puteri kecil yang baru saja hilang kasih sayang
Terlantar karena tak lagi ada yang peduli
Ayah bundanya kini tlah berpulang
Menghadap ke hadirat Illahi

Akan kemana ia mengadu
Kala nasib tidaklah semanis madu
Akan kemana ia berbagi derita
Kala hidup tak semudah kisah di layar kaca

Andai saja ini sebuah mimpi
Tentu ia kan berharap segera terbangun
Memeluk erat ayah bunda yang tersenyum menghampiri
Dan berkata ini hanyalah lamun

Sayang, ini nyata dan tak bisa dipungkiri
Hanya alam yang punya hati
Temani kesedihan sang puteri
Dalam dekapan dingin hari ini

Tangerang, Maret 2019
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline