Dalam dekapan dingin hari ini
Ada air yang menetes tanpa henti
Dari awan-awan gelap yang melayang di langit tinggi
Dan dari sepasang mata indah milik seorang putri
Gerangan apa yang sedang dia rasa
Hingga alampun turut berduka cita
Mentaripun tak kuasa tampakkan sinarnya
Tenggelam dalam raut muram durja
Perlahan benaknya membuka lembaran peristiwa
Kepingan-kepingan puzzle kepedihan, tersusun serupa cerita
Tentang kehidupan yang merana
Tentang hilangnya kata yang menggurat bahagia
Puteri kecil yang baru saja hilang kasih sayang
Terlantar karena tak lagi ada yang peduli
Ayah bundanya kini tlah berpulang
Menghadap ke hadirat Illahi
Akan kemana ia mengadu
Kala nasib tidaklah semanis madu
Akan kemana ia berbagi derita
Kala hidup tak semudah kisah di layar kaca
Andai saja ini sebuah mimpi
Tentu ia kan berharap segera terbangun
Memeluk erat ayah bunda yang tersenyum menghampiri
Dan berkata ini hanyalah lamun
Sayang, ini nyata dan tak bisa dipungkiri
Hanya alam yang punya hati
Temani kesedihan sang puteri
Dalam dekapan dingin hari ini
Tangerang, Maret 2019
Mahendra Paripurna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H