Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Puisi | Terbangun oleh Malam

Diperbarui: 12 Januari 2019   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com


Terbangun oleh malam
Oleh rintik hujan yang menggelitik telinga
Menutupi sepi dengan gemericik air jatuh dari langit kelam
Serupa tetabuhan turun dari angkasa

Nyanyian dalam kesunyian
Buat mata enggan terpejam
Seolah malam mengajak diskusi tentang dunia yang penuh keanehan
Tentang berbagai tragedi dan fenomena alam

Setelah ramai tingkah polah manusia
Oleh selubung prostitusi yang perlahan terbuka
Alam kembali tunjukkan taring-taringnya
Seolah protes atas peringatan yang tak jua ada imbasnya

Puting beliung melibas
Laksana tangan-tangan raksasa yang menebas
Dengan pusaran angin yang terus menerabas
Tanah sunda seolah akan berhenti bernapas

Akan kemana harus berlari
Jika tak ada lagi tempat tuk sembunyi
Akan kemana harus mengadu
Jika Kau tak lagi mau berpaling tuk bertemu

Hanya mampu renungi
Kepingan-kepingan peristiwa
Dari puzzle yang Kau sodorkan tuk di susun kembali
Membuka kitab berdebu mencari tentang sebuah makna rahasia

Seiring dzikir malam
Menyambut pagi yang kian muram

Tangerang, Januari 2019
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline