Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Puisi | Kepada Pagi yang Kutapaki

Diperbarui: 9 Januari 2019   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com


Kepada pagi yang kutapaki
Kuingin berujar tentang sebuah kata hati
Tentang resah yang buat ku mati
Yang menikam bersama hadirnya mentari

Kepada pagi yang kutapaki
Kuingin bercerita tentang celoteh yang meriuh
Seolah burung gagak yang sibuk mematuki
Buat dunia menghitam bak air keruh

Kepada pagi yang kutapaki
Kuingin berkisah tentang jalan terjal yang kudaki
Tentang jurang yang mengincar di kanan kiri
Tentang kaki yang seolah tak sanggup lagi berdiri

Kepada pagi yang kutapaki
Aku ingin kau membasuh semua luka
Yang tergores dalam oleh onak berduri
Mengganti segala duka dengan suka cita

Kepada pagi yang kutapaki
Janganlah terlalu cepat kau berlari
Karna tak sanggup lagi kuikuti
Derap langkah seiring tahun berganti

Kepada pagi yang kutapaki
Berikanlah senyummu yang terindah
Agar dapat damaikan panasnya negeri ini
Yang tak henti terbakar oleh api bersekamkan darah

Kepada pagi yang kutapaki
Ingatkanlah kami
Akan sejarah yang menyatukan
Akan persatuan yang dulu sama kita perjuangkan

Kepada pagi yang kutapaki
Kutujukan semua harap ini

Tangerang, Januari 2018
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline