Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Puisi | Misteri Waktu

Diperbarui: 25 Desember 2018   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com


Waktu itu,
Adalah saat yang ditunggu
Menikmati sejuknya gunung-gunung yang meninggi
Menjelang lepas tahun berganti hari

Waktu itu,
Adalah cerianya hati
Menatap hijaunya dedaunan yang berbisik melagu
Yang menyambut dengan merdu bernyanyi

Waktu itu,
Lautan adalah indahnya hamparan biru
Yang menyatu dengan angkasa
Berbataskan cakrawala

Waktu itu,
Bercengkrama di bibir pantai yang mendayu
Menghibur diri dengan musik pelega jiwa
Senandungkan irama dari band-band ibukota

Waktu itu,
Tak ada yang dapat menduga
Pun oleh manusia yang di pandang ahli meramal dengan teknologi dan ilmu
Apakah hari ini kan ada bencana

Waktu itu.
Tetiba gunung yang nyenyak tertidur
Lelehkan pijaran api yang memerah pilu
Bangkitkan gejolak samudra yang lama terkubur

Monster tsunami terbangkit kembali
Melibas pantai dengan tinggi ombak yang buat ngeri
Tak peduli ratusan manusia yang sedang menikmati hari
Hancurkan suasana damai di bumi
Orang-orang berlari
Berusaha menyelamatkan diri

Hanya butuh sekejap
Tuk buat semua lenyap
Merenggut keceriaan
Menggantinya dengan kesedihan
Mencabut kehidupan
Menggantinya dengan kematian

Adakah yang dapat menduga semua ini ?

Sungguh...

Waktu memang adalah sebuah misteri..


Tangerang, Desember 2018
Mahendra Paripurna




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline