Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Sebuah Cerita Menjelang Senja

Diperbarui: 22 Desember 2018   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com


Jejak langkahmu mengiringi
Mungilnya tapak kaki
Yang merangkak menapaki
Dingin rumput-rumput bumi

Tanganmu tak jua jemu
Layangkan sesuap makan
Walau sering kali tersapu
Oleh tangan kecil yang kerap enggan

Lengan lelahmu tak pernah henti
Mengisi hari-hari
Siapkan sarapan pagi
Saat mataku terlelap dan kantuk masih menguasai

Engkaulah yang menemani
Saat tawa dan air mata melingkupi
Saat hilangnya rasa percaya diri
Saat tak ada lagi tempat tuk berbagi

Engkau laksana matahari
Yang tiada henti menerangi
Saat aku kehilangan arah
Tuk dapat menatap masa depan yang lebih cerah

Engkau yang menguatkan
Saat dunia kurasa tak lagi ramah
Karna tekanan dan beban
Yang buat diri terasa lemah

Ku tak tak tahu akan kemana lagi harus kucari
Sebuah pintu surgawi
Yang hadir di dunia ini
Andai kau tak ada lagi..

Dalam heningnya malam dan pagi yang sunyi
Teriring doa yang kupanjatkan sepanjang hari
Buat Ibu, sang malaikat hati

Teruntuk Ibu...

Tangerang, Desember 2018
Mahendra Paripurna




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline