Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Cemburuku Pada Sepasang Burung Cinta

Diperbarui: 25 Oktober 2018   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Kicau burung menyambut pagi. Saat mentari tersenyum simpul. Disela tanah basah yang menggurat tapak kaki. Seiring embun yang menetes dari dahan yang tumpul.

Sepasang burung cinta bercengkrama. Menebar secawan rasa. Bawa ribuan cemburu. Yang mengiris kalbu laksana sembilu.

Andai aku boleh memilih. Bebas lepas ataukah terpenjara bersamamu. 'Ku pilih 'tuk pergi. Dan lari menjauh.

Bukan karna takut tersisih. Karna gagal memperoleh kasih. Tapi 'ku takut menyakitimu. Dan merobek hatimu dengan cintaku.

Kita memang tak sama.

Kelembutanmu tak mungkin bersatu. Dengan sikap angkuhku. Sangkar emasmu. Tak seluas hutan tempat bernaungku.

'Ku relakan takdir yang membawamu

Memadu kasih bersamanya sebagai burung cinta

Kita memang berbeda

S'lamanya tak mungkin menyatu

Karna 'ku hanyalah seekor elang kesepian penuh pilu

Yang tergugu di ranting pohon rapuh

Dengan sayap-sayap rindu yang membiru

Jakarta, Oktober 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline