Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa dalam rangka melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal ini Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melaksanakan program kuliah kerja nyata dengan tema "Penguatan Kampung Ikon Wisata Surabaya" dengan harapan tempat dilaksanakannya KKN dapat menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Surabaya. Kegiatan KKN dilaksanakan pada 12 November 2022-18 Desember 2022.
Salah satu tempat dilaksanakannya KKN adalah di RW XI Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya, yang merupakan lingkungan dengan banyak keberagaman mulai dari suku, agama, dan kebudayaan. Dengan adanya keberagaman dan toleransi yang tinggi, RW XI Kelurahan Ngagel Rejo dikenal sebagai Kampung Bhinneka. Kegiatan KKN ini didampingi oleh Dra. Noorshanti Sumarah, M.I.Kom selaku dosen pembimbing lapangan yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan, masyarakat Kampung Bhinneka RW XI Kelurahan Ngagel Rejo harus membeli di pasar karena minimnya lahan untuk bercocok tanam maupun beternak, khususnya menanam sayuran. Untuk itu diperlukan inovasi agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri dengan memanfaatkan lahan terbatas untuk bercocok tanam maupun beternak. Untuk mengatasi hal tersebut, dilaksanakan sosialisasi dan pelatihan oleh Mahendra Jaya Pratama mahasiswa Teknik Mesin UNTAG Surabaya, yang bertujuan agar masyarakat mampu mencukupi sebagian kebutuhan pangan sendiri, sehingga masyarakat tidak sepenuhnya bergantung pada pasar.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2022. Mahendra menjelaskan tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan dan memberikan contoh beberapa metode bercocok tanam yang dapat dilaksanakan di kampung bhinneka, yaitu dengan vertikultur, budikdamber, dan aquaponik.
Vertikultur merupakan metode bercocok tanam di ruang/lahan sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal, dalam hal ini menggunakan paralon sebagai medianya, karena tidak memerlukan banyak biaya.
Pelatihan diawali mengenalkan alat sederhana yang terbuat dari paralon yang dilubangi pada beberapa sisinya yang nantinya digunakan untuk tempat tanaman, untuk media tanamnya bisa menggunakan tanah langsung/kompos dan bisa juga menggunakan rockwoll. Sedangkan budikdamber merupakan kependekan dari budidaya ikan dan tanaman dalam ember, yang merupakan bentuk sederhana dari aquaponik yang menggabungkan menanam sayuran sekaligus memelihara ikan. Untuk pelatihannya diawali dengan memperkenalkan peralatan seperti ember dan gelas air mineral, ember digunakan untuk tempat ikan dan gelas digunakan untuk tempat menanam sayuran, media tanam bisa menggunakan arang maupun rockwoll. Gelas air mineral bisa diikat dengan kawat di sisi samping ember maupun ditempatkan tutup ember yang sebelumnya telah dilubangi. Benih yang digunakan bisa juga didapat dari sayuran yang telah dipotong bagian bawahnya. Target luaran tambahan yang akan dicapai dalam sosialisasi dan pelatihan ini adalah rekayasa sosial, dengan menganalisa hasil pre test dan post test peserta.
"Dengan dilaksanakannya sosialisasi dan pelatihan, masyarakat diharapkan memiliki alat vertikultur yang memudahkan untuk menanam sayur sendiri atau bahkan alat budikdamber yang bisa untuk menanam sayuran untuk kebutuhan gizi dan memelihara ikan misalnya lele untuk kebutuhan protein". Ujar Mahendra.
#UntagSurabaya #KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayaKeren #EcoCampus #Kampuskompeten