Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Haidar

Mahasiswa STAI Sadra Jakarta

Jujur, Dulu Saya Tidak Menyukai Cinta Laura

Diperbarui: 9 Juni 2021   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Postingan akun twitter Rahmat Hidayat Kiehl

Cinta Laura. Siapa pula yang tak mengenalnya. Artis dengan tubuh ramping, berkulit putih kebule-bulean, bibirnya aduhai, cantik melampaui standar nasional Indonesialah pokoknya. Itu sudah menjadi penilaian umum warga +62. Atau mungkin juga sudah menjadi kebenaran yang aksioma?

Sewaktu kuliah semester satu, ada seorang senior saya yang begitu mengaguminya. Kalau ia sudah memberi deskripsi atas kecantikan Cinta Laura, detail dan rincinya jangan ditanya. Di akhir ceritanya, ia pasti mendesah, "sshhh... Sexy banget, Le" sembari menengadahkan dahi dengan mata 90% terpejam. (Le': sebutan dia kalau manggil teman dekatnya)

Di sisi lain, kita pun tau. Masing-masing orang punya keyakinan dan selera yang berbeda. Kalau senior saya mengagumi Cinta Laura, saya lebih menyukai Shireen Sungkar. Tapi sayang dia sudah bersuami. Intinya, tidaklah sama kategorisasi cantik/sexy antara satu orang dengan seorang lainnya. Terkadang, kalau menurut kita si "Anu" itu begini, menurut orang lain belum tentu. Tergantung juga kita melihatnya dari sudut pandang yang mana. 

Coba, deh, kita pikir. Mengapa saat kita menyukai wanita cantik, di hari yang lain malah menyukai wanita lain yang dinggap lebih menarik? Artinya, ketika menemukan wanita cantik, selalu saja ada yang lebih malehoy. Dulu nyaris semua orang mengidolakan Jessica Mila. Kini, betapa banyak orang yang mendambakan Anya. 

Ayolah... Mengapa pandangan kita terhadap kecantikan wanita sesempit itu. Oke, taruhlah wanita cantik itu berhidung mancung, alisnya tebal menyambung, kumis tipis, glow up kulitnya, dan body goals ala-ala gitar spanyol. Lho, kok, sekarang beda? Bukannya dulu kita bilang sebaliknya--yaitu yang berhidung pesek, kulit sawo mateng, bahkan yang tak beralis? Lalu, seperti apa pandangan manusia di abad esok tentang kecantikan wanita? Begitu seterusnya, sampai kita tak benar-benar bisa menemukan mana yang tercantik.

Haduh. Udah, deh, jangan dipikirin lebih lanjut. Khawatir kalian malah salah mempersepsikan yang saya maksud. Bukannya mengupgrade mindset tentang wanita, malah berbalik tak tertarik kepada wanita. Semoga tidak begitu, lah, ya. Walhasil, di sini saya hanya ingin menuangkan apa yang selama ini tersimpan di memori kepala.

Bagi saya, wanita cantik dan sexy itu bukan hanya yang indah secara fisik. Paling tidak, kita mesti melihatnya dari pemikiran dan perilakunya. Taat beribadah, punya rasa kepedulian sosial yang tinggi, masih mau mempelajari segala hal baru, ditambah glow up dan body goals, wanita macam ini yang sexy abis. Itu menurut saya, ya. Rasa-rasaya, semoga kita, termasuk saya, dianugrahi jodoh yang semacam itu. Semoga saja. Amin, ya Allah.

Baru-baru ini ada banyak media yang memberitakan tentang Cinta Laura. Bertambahlah rasa kagum orang-orang kepadanya setelah membaca berita tersebut. Pasti senior saya juga semakin mendambakan dia. Kabarnya, Cinta Laura dihujat oleh sebagian netizen karena sering berpenampilan sederhana, tak suka memakai baju-baju dan aksesoris mahal dari brand terkenal. Caranya menanggapi hujatan itu sungguh luar biasa sekali.

Virallah sebuah vidio yang berisi wawancara seseorang kepada Cinta Laura. Ia ditanya, mengapa ia tak suka membeli barang-barang mahal atau aksesoris yang berpuluhan juta. Menurutnya, daripada uang puluhan juta dipakai membeli tas bermerek, lebih baik digunakan ke hal yang bermanfaat dan bernilai besar. Betapa banyak orang kesusahan yang bisa dihidupi dan tertolong dengan uang itu, tanggapnya. Luar biasa, bukan?

Kabarnya, sebagian dari penghasilannya itu ia gunakan untuk mengurus sebuah sekolah gratis di suatu daerah pedalaman yang didirikannya sendiri. Ini bisa kita lihat di sebuah foto yang juga sedang beredar. Foto yang menampilkan Cinta Laura saat berpose manis di tengah senyum kegembiraan anak-anak desa yang belajar di sekolah tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline