Lihat ke Halaman Asli

Mendunia, Tari Kecak Aset Budaya Hasil Kolaborasi Tradisi dan Seni

Diperbarui: 29 Februari 2024   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bali - Pulau dewata Bali sangat identik dengan budaya dan tradisinya. Tari Kecak salah satu seni tradisional asal bali, Tari Kecak adalah pertunjukan drama-tari khas Bali. Tari Kecak juga mengadaptasi cerita dari epik Ramayana, yang menceritakan kisah Rama, Sinta, dan pertempuran mereka melawan Ravana, Raja Lanka.

Pentas seni ini dimainkan utamanya oleh laki-laki sebanyak 50-60 orang. Tari Kecak merupakan hasil kolaborasi seorang penari bali I Wayan Limbak dan pelukin berkebangsaan jerman Walter Spies. Sekitar tahun 1930-an. 

Tari ini terus mempesona penonton dari seluruh dunia dan menjadi salah satu aset budaya yang tak ternilai harganya. Tari Kecak telah mendapatkan pengakuan internasional dan seringkali menjadi daya tarik wisata utama di Bali. Pertunjukan Tari Kecak dapat ditemukan di berbagai tempat wisata di pulau ini, seperti Pura Uluwatu dan Pura Tanah Lot,

Awalnya Tari Kecak berasal dari tradisi Sang Hyang. Sebuah bentuk kegiatan adat untuk menolak bala. Kemdian I Wayan Limbak berkolaborasi dengan Walter Spies seorang senimana asal Jerman berinisiatif mengambil sejumlah komponen tari Sang Hyang sekaligus memodifikasinya sebagai sebuah tarian yang ada saat ini. Keduanya juga menyisipkan cerita populer ramayana, serta membuatnya menjadi seni tari drama sehingga terciptalah pertujukan Tari Kecak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline