Lihat ke Halaman Asli

Mahbub Setiawan

TERVERIFIKASI

Bukan siapa-siapa

Agama dalam Bingkai Dunia Akademik

Diperbarui: 30 Juli 2019   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: worldreligionnews.com

Di Indonesia, mayoritas penduduknya memiliki keyakinan keagamaan. Mereka menentukan pilihan terhadap salah satu agama yang diakui oleh negara. Para pemeluk agama itu dengan kesadaran penuh menjalankan ajaran-ajarannya.

Agama, disamping menjadi dasar dan doktrin untuk menentukan baik buruk perilaku pemeluknya, ia juga bisa didudukkan sebagai objek kajian keilmuan dan akademik demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.

Dalam kedudukannya seperti itu, agama dipelajari dengan menggunakan beberapa pendekatan ilmu. Semua upaya pendekatan itu tujuannya adalah untuk mengungkap dimensi-dimensi agama secara mendalam.

Agama dalam Perspektif

Kajian agama, memiliki beberapa pendekatan seperti pendekatan antropologis, feminis, fenomenologis, filosofis, psikologis, sosiologis dan teologis. Seluruh pendekatan tersebut kecuali pendekatan teologis, dikategorikan sebagai pendekatan studi agama dari luar (outsider).

Ini mengharuskan adanya kemampuan pengkaji agama untuk mengesampingkan komitmen pribadinya terhadap sebuah agama dan meletakkan agama sebagai kajian objektif tanpa dipengaruhi oleh keyakinannya. Ninian Smart menyebut metode ini sebagai agnotisisme metodologis.

Tujuan penerapan metode ini adalah agar peneliti masalah agama memiliki pikiran dan sikap terbuka (open minded) terhadap objek yang dikajinya dan mampu menerapkan sebuah epoch fenomenologis. Sehingga keyakinan dan keteguhan agamanya tidak sampai memengaruhi penilaian terhadap agama sebagai objek kajian akademik.

Setiap pendekatan di atas memiliki term-term dan vocabulary tersendiri. Memahami term-term yang terdapat dalam tiap pendekatan yang digunakan akan memudahkannya dalam melakukan kajian dan penelitian terhadap agama.

Misalnya tentang solidaritas keagamaan dalam bidang sosiologi, tentu saja berbeda maknanya dengan solidaritas kultural dalam bidang antropologi. Term-term dimaksudkan untuk menggambarkan karakter kajian disiplin ilmu tertentu tentang agama.

Hal ini, bagi seorang pengkaji atau peneliti, di samping akan menajamkan kajiannya juga akan memperkaya dan memperluas cakupan kajian tersebut ketika term-term teknis sudah dikuasai. Manfaat ini disebut sebagai manfaat vocabulary teknis.

Multidimensi Definisi Agama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline