Manusia setiap hari berhadapan dengan masalah kehidupan. Masalah yang bersifat praktis dan yang tidak praktis. Dalam masalah praktis, banyak cara dilakukan manusia untuk menyelesaikannya.
Misalnya, cara uji coba sampai pada cara dengan menggunakan teknologi dan ilmu pengetahuan. Kedua cara tersebut sama-sama bertujuan dalam rangka menjawab permasalahan yang dihadapi manusia.
Cara uji coba terkadang menjadi cara yang bersifat dugaan dan spontanitas. Sedangkan cara dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan merupakan cara yang didasarkan pada hasil penelaahan fakta-fakta dengan menggunakan metode ilmiah.
Metode ilmiah adalah sebuah metode yang dirancang dalam rangka menggali konsep dan hubungan antar konsep yang ditemukan dari setiap fenomena. Konsep dan hubungan antar berbagai konsep tersebut itulah yang dinamakan teori dalam ilmu pengetahuan.
Teori dihasilkan dari fakta. Sebaliknya fakta menjadi dasar dalam rangka merumuskan beragama teori dalam ilmu pengetahuan. Hubungan ini bukanlah merupakan hubungan yang bertentangan secara diametral antara keduanya.
Tetapi hubungan keduanya merupakan hubungan yang bersifat fungsional. Tidak ada teori jika tidak ada fakta yang mendukungnya. Demikian juga tidak ada fakta yang bisa dijelaskan dengan baik dan sistematis tanpa adanya teori.
Tentang Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan secara umum didefinisikan sebagai akumulasi pengetahuan sistematis. Definisi semacam itu hanya memadai jika kata-kata "sistematis" dan "pengetahuan" sendiri didefinisikan dengan benar.
Karena jika tidak, maka argumen logis atau teologi sistematik mungkin bisa disamakan dengan ilmu alam. Oleh karena itu perlu untuk menguraikan isi tersembunyi dari istilah-istilah ini sebelum frasa (sains) dapat berdiri sebagai definisi sains.
Ilmu pengetahuan adalah metode pendekatan ke seluruh dunia empiris, yaitu ke dunia yang rentan terhadap pengalaman manusia. Lebih jauh lagi, sains adalah pendekatan yang tidak mengarah pada persuasi, pada temuan "kebenaran tertinggi," atau pada konversi.
Ini hanya sebuah cara analisis yang memungkinkan para ilmuwan untuk menyatakan proposisi dalam bentuk "jika, maka." Jadi, tidak peduli seberapa sistematis setiap bagian pengetahuan, itu bukan ilmu jika hanya dimulai dengan aksioma, atau proposisi yang "terbukti sendiri", dan diakhiri dengan deduksi dari aksioma-aksioma tersebut.