Lihat ke Halaman Asli

Mahbub Setiawan

TERVERIFIKASI

Bukan siapa-siapa

Rp 10.000 Bekal Sekolah Anak Harus Pinjam, Ada Apa dengan Negeri Ini?

Diperbarui: 15 Februari 2018   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak sekolah minta jajan (alshahida.blogdrives.com)

"Assalamualaikum, Bu pinjam uang 10.000 untuk bekal jajan anak saya sekolah." Demikian sepenggal kalimat yang aku dengar di pagi ini. Seorang ibu-ibu datang pinjam uang 10.000 perak untuk memberi bekal anaknya sekolah.

Bergejolak rasanya pemikiran di kepalaku melihat kenyataan seperti itu. Ada apa dengan negeri ini? Untuk membekali jajan anaknya 10.000 perak saja, orang desa sampai harus pinjam ke tetangga.

Sekilas muncul pemikiran betapa pentingnya pendidikan. Penting untuk mengubah standar kehidupan masyarakat desa. Tanpa pendidikan, kesempatan untuk bisa berkiprah di lapangan pekerjaan yang lebih baik, amatlah susah.

Sekilas muncul juga konsep lapangan pekerjaan di desa. Orang tua yang pinjam duit untuk jajan tersebut tentunya tidak memiliki bekal cadangan bahkan hanya untuk jajan anaknya yang mau belajar.

Di mana pemerataan kesempatan untuk bekerja bagi orang desa? Pengangguran adalah fakta nyata yang membuat ekonomi satu keluarga morat-marit. Permasalahan demi permasalahan akan muncul dari akibat lemahnya ekonomi keluarga.

Sekilas muncul lagi pemikiran tentang orang-orang dungu yang tidak menghargai pentingnya pendidikan untuk anak. Ada guru yang dibunuh, ada kepala sekolah yang dipukul memakai meja sampai berlumuran darah.

Sekilas muncul lagi pemikiran mengenai para koruptor yang menggasak duit rakyat miliaran bahkan triliunan untuk dimakan sendirian. Uang yang begitu besar dan banyak jika digunakan untuk membangun pedesaan.

***

Memikirkan masalah pentingnya pendidikan bagi masyarakat terutama masyarakat desa berarti memikirkan tanggung jawab pemerintah dalam dunia pendidikan.

Bersyukur sekarang, di Indonesia, persentase dana alokasi APBN untuk pendidikan sudah naik menjadi 20%. Tentunya ini merupakan lonjakan pembiayaan untuk segala hal terkait pembangunan dalam bidang pendidikan.

Presiden Jokowi mungkin sadar dengan sepenuh hati bahwa untuk mengubah tingkat kesejahteraan rakyat, salah satunya adalah dengan membekali rakyatnya dengan beragam keterampilan dan pendidikan. Ini usaha yang harus dihargai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline