Lihat ke Halaman Asli

Mahawikan Akmal

Mahasiswa Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Mengenal Indikator Epidemiologi dalam Penanganan Pandemi COVID-19

Diperbarui: 3 Februari 2021   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, via: Uninus.ac.id

Sudah hampir 1 tahun kita hidup dalam bayang-bayang virus corona. Silih berganti kebijakan pembatasan sosial diterapkan oleh pemerintah. Namun, sudahkah kita sebagai masyarakat umum mengenal dan memahami indikator-indikator yang dipakai para pemegang kebijakan dan para epidemiolog dalam menerapkan kebijakan pembatasan sosial? Mari kita mengenalnya lebih jauh...

Dalam imbauannya, WHO (World Health Organization) memberikan guideline interim bagi para pemegang kebijakan dalam konsiderasi penerapan PHSM (Public Health and Social Measure) atau kebijakan pembatasan sosial berbasis kesehatan masyarakat. 

Guideline WHO mengenai indikator konsiderasi dalam implementasi dan penyesuaian kebijakan pembatasan sosial berbasis kesehatan masyarakat.

Dalam guideline-nya, WHO menekankan bahwa keputusan untuk mengimplementasikan, meringankan, atau mencabut kebijakan pembatasan sosial harus berpaku terutama pada penilaian situasi dari intensitas penularan dan kapasitas sistem kesehatan untuk merespons penyebaran SARS-CoV-2 di masyarakat, dengan tidak melupakan efeknya terhadap social welfare atau kesejahteraan sosial. PHSM pun harus terus-menerus disesuaikan dengan intensitas penularan di masyarakat dan kapasitas sistem kesehatan di suatu negara dan di tingkat sub-nasional (kedaerahan).

Menilai tingkat penularan adalah kunci untuk menilai situasi COVID-19 secara keseluruhan di area tertentu dan oleh karena itu memandu keputusan penting tentang aktivitas respons dan menyesuaikan langkah-langkah pengendalian epidemi. WHO sebelumnya mendefinisikan empat skenario penularan untuk menggambarkan dinamika epidemi: 

1. Tidak ada kasus yang dilaporkan (termasuk tidak ada penularan dan tidak adanya kasus yang terdeteksi dan dilaporkan), 

2. Kasus sporadis, 

3. Kasus cluster atau kasus kelompok, dan

4. Community Transmission atau transmisi komunitas.


Dengan banyaknya negara yang sekarang mengalami transmisi komunitas dan berusaha menyesuaikan PHSM ke berbagai tingkat intensitas yang berbeda, pembaruan klasifikasi transmisi telah dikembangkan untuk memberikan perincian yang lebih lengkap. Dengan begtiu, dikembangkan berbagai indikator untuk mengetahui intensitas transmisi, dengan demikian membantu pengambilan keputusan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline