Penyebab pengalihfungsian lahan
Meningkatkannya pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap kebutuhan lahan untuk menunjang kehidupan masyarakat berupa perumahan dan perkantoran. Kebutuhan lahan untuk area pemukiman dan perkantoran biasanya memerlukan luasan yang cukup besar. Selain itu, diperlukan sarana pendukung yang memerlukan lahan yang lebih luas lagi. Akibat dari kebutuhan lahan yang luas tersebut berimbas pada pengalihfungsian lahan dari sektor-sektor, terutama sektor pertanian.
Pembangunan kawasan industri sebagai jantung kehidupan biasanya dilakukan di perkotaan yang notabene merupakan daerah dataran rendah. Sebagaimana kita ketahui bahwa dataran rendah merupakan tempat yang cocok untuk sektor pertanian, utamanya produk yang menjadi komoditas pokok dan bahan baku industri. Dengan alasan pembangunan, keprihatinan terhadap lahan pertanian pun tak lagi diindahkan. Seakan memiliki jalan keluar terbaik dalam penyediaan bahan baku industri itu sendiri.
Ketersediaan lahan subur yang semakin berkurang juga merupakan permasalahan yang tengah dihadapi dan belum menemukan titik terang. Namun untuk membangun sarana penunjang, sisa lahan pertanian subur yang semakin sedikit pun harus direlakan. Atas nama pemerintah, kian hari lahan pertanian semakin menyempit akibat pembangunan yang hanya berfokus terhadap sektor industri dan menghiraukan sektor pertanian.
Dalam hal alih fungsi lahan ini, selain pertumbuhan penduduk tentunya ada faktor-faktor lain yang dapat mendorong terjadinya alih fungsi lahan. Faktor-faktor tersebutlah yang kemudian mempengaruhi petani maupun pihak lain untuk melakukan alih fungsi lahan. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor apa yang sekiranya paling memiliki pengaruh terhadap pengalihfungsian lahan pertanian. Sehingga kemudian dapat dilakukan pencegahan dan strategi terkait permasalahan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di Indonesia.
Faktor-faktor penyebab alih fungsi lahan
1. Faktor Ekonomi
Luasan lahan pertanian yang dimiliki dan harga penawaran yang diberikan menjadi pendorong petani untuk melakukan alih fungsi lahan. Petani dengan luasan lahan pertanian yang kecil biasanya adalah yang paling mudah tergiur untuk melakukan kesepakatan terkait alih fungsi lahan. Dengan hasil produksi yang kecil serta tidak dapat menjanjikan untuk masa yang akan datang, dengan sukarela mereka akan merelakan lahannya untuk dialihfungsikan. Tentunya hal tersebut juga dilakukan dengan harga penawaran yang menggiurkan.
Berbeda dengan petani pemilik lahan kecil yang orientasinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Petani yang memiliki lahan yang luas akan mempertahankan lahannya, meskipun harga yang ditawarkan akan sangat tinggi. Hal tersebut karena orientasi produksinya yang sudah pada ekonomi. Namun berbeda halnya apabila lahan sudah tidak lagi subur dan nilai produktivitas rendah.
2. Faktor Sosial
Tren pekerjaan pemuda saat ini sangat jauh dari hal yang berkaitan dengan pertanian, sehingga rata-rata pelaku di sektor pertanian merupakan angkatan tua. Banyak sektor lain yang dianggap lebih menjanjikan. Dan sektor pertanian yang terkesan ruwet dianggap sangat tidak cocok dengan gaya hidup pemuda saat ini.