Lihat ke Halaman Asli

Outing Class ke Kebun Sayur : Pengembangan Pembelajaran STEAM untuk Anak Usia Dini di RA Ulumul Qur'an Al Madani Banjarbaru

Diperbarui: 2 Februari 2025   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Guru dan Anak-anak RA Ulumul Qur'an Al Madani Kota Banjarbaru (Sumber : Dokpri)

Dalam dunia pendidikan anak usia dini, kegiatan pembelajaran yang menggabungkan teori dan praktik menjadi salah satu pendekatan yang sangat efektif untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar kepada anak. Salah satu metode yang kini semakin digemari adalah pendekatan STEAM, yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan Science (Ilmu Pengetahuan), Technology (Teknologi), Engineering (Rekayasa), Art (Seni), dan Mathematics (Matematika). Di RA Ulumul Qur'an Al Madani Kota Banjarbaru, pendekatan STEAM ini diaplikasikan secara kreatif melalui kegiatan outing class ke kebun sayur.

Kegiatan Outing Class yang Mengedukasi

Outing class atau pembelajaran di luar kelas merupakan salah satu metode yang memberi kesempatan bagi anak-anak untuk belajar langsung dari lingkungan sekitar mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk menghubungkan teori yang dipelajari di dalam kelas dengan pengalaman nyata yang ada di lapangan. Pada kesempatan kali ini, anak-anak RA Ulumul Qur'an Al Madani Banjarbaru tidak hanya diajak untuk menikmati suasana alam, tetapi juga dilibatkan dalam kegiatan yang menantang, yaitu menanam dan mencabut sayuran.

Aktivitas menanam sayuran di kebun memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mempelajari proses pertumbuhan tanaman secara langsung. Di sinilah konsep-konsep dalam STEAM diintegrasikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak.

Anak-anak RA Ulumul Qur'an Al Madani belajar langsung menanam sayuran dalam outing class. (Sumber : Dokpri)

Pendekatan STEAM dalam Aktivitas Menanam dan Mencabut Sayuran

  1. Science (Ilmu Pengetahuan): Anak-anak belajar mengenai siklus hidup tanaman, mulai dari bibit, pertumbuhan, hingga panen. Mereka diperkenalkan dengan konsep dasar biologi seperti fotosintesis, kebutuhan air dan sinar matahari bagi tanaman, serta bagaimana tanaman berkembang dari benih menjadi sayuran yang siap untuk dipanen.
  2. Technology (Teknologi): Meskipun kegiatan ini berlangsung di alam terbuka, teknologi tetap memainkan peranan penting. Anak-anak diajarkan bagaimana menggunakan alat bantu sederhana, seperti cangkul atau sekop, serta bagaimana teknologi pertanian modern seperti irigasi otomatis dapat membantu para petani dalam merawat tanaman mereka. Ini memberi mereka wawasan tentang bagaimana teknologi dapat mempermudah proses pertanian.
  3. Engineering (Rekayasa): Selama kegiatan menanam, anak-anak diberi tantangan untuk membuat sistem tata letak kebun yang efisien. Mereka diajak untuk berpikir bagaimana merancang kebun agar tanaman tumbuh dengan optimal, dengan memperhatikan jarak tanam yang tepat, serta sistem drainase yang baik.
  4. Art (Seni): Tidak hanya aspek teknis, kegiatan ini juga memberikan kesempatan untuk eksplorasi kreativitas. Anak-anak dapat mendekorasi kebun mereka dengan cara-cara yang menyenangkan, seperti melukis batu sebagai penanda barisan tanaman atau merancang kebun mini yang estetis. Seni tidak hanya terbatas pada gambar atau lukisan, tetapi juga mencakup kreativitas dalam merancang ruang.
  5. Mathematics (Matematika): Aktivitas ini juga mengandung banyak elemen matematika, misalnya dalam mengukur jarak tanam, menghitung luas kebun, serta memahami waktu yang dibutuhkan untuk tanaman tumbuh. Anak-anak juga dapat diajak untuk menghitung jumlah sayuran yang dipanen dan membandingkannya dengan jumlah yang mereka tanam.

Anak-anak RA Ulumul Qur'an Al Madani belajar langsung mencabut/ memanen sayuran dalam outing class. (Sumber : Dokpri) 

Membangun Karakter Anak melalui Kegiatan Outing Class

Selain manfaat akademis yang diperoleh, kegiatan outing class ke kebun sayur ini juga sangat efektif dalam membangun karakter anak. Anak-anak diajarkan untuk bekerja sama, bertanggung jawab, dan peduli terhadap alam. Mereka merasakan langsung proses kerja keras dalam merawat tanaman, serta rasa puas saat melihat hasil kerja mereka berupa sayuran yang siap panen.

Di samping itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar tentang pentingnya keberlanjutan dan menjaga lingkungan. Mereka diajarkan bahwa pertanian yang ramah lingkungan adalah kunci untuk menjaga kualitas hidup di masa depan.

Kesimpulan

Kegiatan outing class ke kebun sayur di RA Ulumul Qur'an Al Madani Kota Banjarbaru merupakan contoh pembelajaran yang mengintegrasikan konsep-konsep STEAM dengan cara yang menyenangkan dan edukatif. Dengan pendekatan ini, anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan yang bermanfaat tentang pertanian dan lingkungan, tetapi juga dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan memiliki keterampilan praktis yang akan berguna dalam kehidupan mereka.

Semoga kegiatan semacam ini dapat terus berkembang, memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan anak usia dini, dan menginspirasi lebih banyak sekolah untuk melibatkan anak-anak dalam pengalaman belajar yang menyentuh langsung kehidupan nyata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline