Lihat ke Halaman Asli

Tubuh Mantan PM Israel Ariel Sharon Membusuk Padahal Masih Hidup

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="" align="alignleft" width="164" caption="Saat masa jayanya (foto wikipedia) "][/caption] Empat Tahun Koma Berikut saya sarikan berita yang dirilis BBC Indonesia pada 11 Februari 2006 tentang kondisi Perdana Menteri Israel saat itu, Ariel Sharon. Kesehatan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon baru saja menjalani pembedahan darurat setelah tim dokter khawatir nyawanya terancam. Sharon, 77, dalam keadaan koma di RS Hadassa, Jerusalem sejak 4 Januari 2006 ketika dia mengalami stroke berat dan menjalani serangkaian operasi. Tim dokter hari ini mengatakan, komplikasi pada saluran pencernaan memerlukan operasi darurat. Mereka dilaporkan merisaukan kelangsungan hidup Sharon. Mereka melakukan scan tubuh terhadap Sharon hari Sabtu, kemudian mendorong mereka memutuskan pembedahan. Mereka menyisipkan infus ke perut pemimpin Israel itu awal bulan ini. Diberitakan bahwa para dokter di Rumah Sakit Hadassa telah memasukkan Ariel Sharon ke ruang operasi khusus. Ia memiliki luka membusuk dan tidak sedarkan diri selama beberapa minggu. Operasi tersebut dilakukan untuk menyambung bagian-bagian ususnya yang telah membusuk dan telah menyebar ke bagian tubuh lain. "Nyawa Sharon terancam," kata juru bicara rumah sakit, Yael Bossem-Levy kepada kantor berita Associated Press. Oleh karena itu, wakilnya di Partai Kadima, Ehud Olmert untuk sementara menggantikan peran Sharon sebagai Perdana Menteri Israel. (Lihat).

***

Hampir empat tahun kemudian, harian terkemuka Israel merilis kondisi terakhir mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon pada 23 Oktober 2009. Koran terbitan Israel, "Hume Israel" mengutip informasi ini dari salah satu majalah elektronik harian terkemuka di negerinya. Media ini mempublish kondisi kesehatan mantan PM. Israel, Ariel Sharon yang kini masih menderita stroke dan terbaring koma di rumah sakit selama lebih dari empat tahun. Majalah ini kemudian menuliskan bahwa keluarga Sharon masih intens menjenguk dan berinteraksi dengan dirinya, ini mengisyaratkan bahwa Sharon masih hidup. Salah satu dari anggota keluarganya kerap membacakan koran harian di sampingnya dan mengabarkan perkembangan ternak sapi yang ia miliki di daerah Selatan Israel. Disamping itu ia juga dibacakan beberapa buku dan diperdengarkan musik-musik klasik. [caption id="" align="alignright" width="200" caption="dr. Jose Cohen, anggota tim dokter yang menangani Sharon (suaramedia.com) "][/caption] Ketika ditanya lebih lanjut sampai kapan kondisi Sharon akan terus menerus seperti ini, Solomo Segev, dokter senior yang merawatnya mengatakan, "Kalau diprediksi dari usia rata-rata dalam keluarga Sharon, ibu dan neneknya mati di atas usia 90 tahun". Solomo pun kemudian memperkirakan Sharon akan tetap dengan kondisinya seperti ini hingga lewat usianya di atas 90 tahun. (Lihat).

***

Sepak Terjang Ariel Sharon Sharon menjabat sebagai Perdana Menteri Israel dari 7 Maret 2001 hingga 14 April 2006. Kekuasaannya sebagai perdana menteri kemudian digantikan oleh wakilnya, Ehud Olmert karena serangan stroke pada Januari 2006. Ia mengalami koma dalam waktu yang lama, sehingga dimungkinkan tidak dapat kembali menjalankan tugas-tugas sebagai pemimpin pemerintahan. Ia lahir di Kfar Malal (Mandat British Palestina) dan tampil sebagai pemimpin politik serta militer berkebangsaan Israel. Sharon juga pernah menjadi pemimpin Likud, partai terbesar dalam koalisi pemerintah pada parlemen Israel, Knesset. Pada 21 November 2005 ia mengundurkan diri dari partai tersebut untuk membentuk partai baru bernama Kadima. Selama tiga puluh tahun Sharon berdinas sebagai anggota Angkatan Bersenjata Israel. Pangkat tertingginya adalah Mayor Jenderal. Namanya melambung di Israel karena keterlibatannya dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan Perang Yom Kippur pada 1973. Ariel Sharon bertanggung jawab pada tragedi Pembantaian Qibya pada 13 Oktober 1953 dimana saat itu 96 orang Palestina tewas oleh Unit 101 yang dipimpinnya. Sharon juga terlibat dalam Pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon pada 1982 yang mengakibatkan 3.000 - 3.500 jiwa pengungsi Palestina terbunuh, sejak ia dijuluki sebagai "Tukang Jagal dari Beirut". Ia lahir dengan nama Ariel Scheinermann (Shinerman) dari sebuah keluarga pendukung gerakan Zionis. Pada usia 17 tahun, ia bergabung dengan kelompok teroris Haganah yang aktivitasnya meneror rakyat Palestina agar mereka keluar dari tanah leluhurnya. Dalam melancarkan aksi teror, ia secara bergantian berada di bawah komando Perdana Menteri David Ben Gurion, Itzhak Shamir, dan Yitzhak Rabin. Pada masa perang kemerdekaan Israel tahun 1948, di usianya yang ke-20, ia telah menjadi seorang komandan infantri Israel dalam Brigade Alexandroni. Pada saat ia hendak membakar sebuah ladang, tiba-tiba rentetan peluru pejuang Palestina menembus tubuhnya. Luka itu hampir saja merenggut nyawanya kalau saja ia tak diselamatkan rekannya. Pada tahun itu juga, ia melanjutkan studi bidang hukum di Universitas Ibrani di Yerusalem. Pada 1953, ia membentuk sekaligus memimpin unit komando khusus "Unit 101" yang bertugas melakukan operasi-operasi khusus tingkat tinggi. Ia diangkat menjadi komandan dari korps para-komando dan terlibat dalam perang memperebutkan Sinai pada 1956. Setahun kemudian, ia meneruskan pendidikan kemiliteran di Camberley Staff College, Inggris. Pada Perang Enam Hari (1967) yang melibatkan Israel melawan bangsa Arab, ia menjabat sebagai komandan sebuah divisi tentara dengan pangkat Brigadir Jenderal. Kemudian, ia mengundurkan diri dari dinas ketentaraan pada 1972. Ketika terjadi Perang Yom Kippur 1973, ia dipanggil untuk memimpin divisi tentara yang harus menyeberangi Terusan Suez. Karir politiknya berawal pada tahun 1973 saat ia terpilih menjadi anggota Knesset. Tetapi, ia mengundurkan diri setahun kemudian untuk menjadi Penasehat Keamanan bagi Perdana Menteri Yitzhak Rabin. Ia kembali ke Knesset pada 1977 dan juga menerima jabatan sebagai Menteri Pertanian. Ketika menjabat sebagai Menteri Pertahanan (1981-1983) dialah arsitek invasi ke Lebanon dan terjadilah Pembantaian Sabra dan Shatila yang dibantu kaum Maronit Kristen Lebanon. Periode 1984-1990, ia kembali memasuki kabinet dan menjabat sebagai Menteri Industri dan Perdagangan. Setelah itu, selama dua tahun, ia menjadi Menteri Perumahan dan Konstruksi. Periode Juli 1996-Juli 1999, ia menjabat sebagai Menteri Infrastruktur Nasional dan sebagai Menteri Luar Negeri (Oktober 1998-Juli 1999). Pada sidang Knesset bulan Mei 1999, Sharon terpilih sebagai Ketua Partai Likud menggantikan Benjamin Netanyahu yang menjabat perdana menteri. Karier politiknya mencapai titik puncak ketika ia terpilih menjadi Perdana Menteri Israel pada Februari 2001. Di tengah penjagaan yang sangat ketat, Ariel Sharon mengangkat sumpah jabatan sebagai perdana menteri ke-11 di depan Forum Knesset pada 7 Maret 2001. Pengambilan sumpah dilakukan setelah ia berhasil membentuk pemerintah persatuan nasional dengan spektrum politik yang paling luas dalam sepanjang sejarah Israel. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Ariel_Sharon [caption id="" align="aligncenter" width="499" caption="Perkembangan "Tukang Jagal" sejak 2006 s.d. 2009 (repro suaramedia, eramuslim, wikipedia) "][/caption] Catatan : Di sebagian wilayah Indonesia, para penganut dan pelaku klenik sering menderita kesulitan meninggal meskipun nyawa sudah di tenggorokan. Biasanya keluarga akan memanggil "orang pintar" untuk mengeluarkan "sesuatu" dari tubuh orang yang sedang sakaratul maut. Sesuatu tersebut bisa berupa jimat, susuk, pengasihan, dsb. ____________________________________________________________ Artikel terkait: Israel dan Sri Mulyani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline