Lihat ke Halaman Asli

7 Kartini Indonesia yang Tidak Diekspose Media

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_122382" align="alignleft" width="158" caption="Wanita syahid itu pun rela dimadu (foto wordpress.com)"][/caption]

Dari sekian banyak bahasan tentang pahlawan bangsa, jarang sekali menyebut sosok-sosok seperti yang akan kita kupas berikut ini. Kehadiran tokoh wanita Indonesia sekaliber mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang pernah menggoncang dunia lewat bukunya atau munculnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang tegas dan sarat prestasi, menumbuhkan asa akan adanya srikandi-srikandi lain negeri ini.

Deretan putri-putri di pentas internasional baik di cabang olahraga, pendidikan dan penelitian, maupun olimpiade sains juga sangat membanggakan bangsa dan negara kita di mata dunia.

Masih adakah sosok-sosok perempuan lain yang sangat berjasa untuk kemajuan bangsa ini? Sudah tentu ada. Siapa saja mereka? Mungkin gambaran berikut bisa menjadi awalan yang baik untuk menghargai kepahlawanan mereka yang tidak sempat diekspose media.

1) Ibu

Untuk sosok yang satu ini, “I’m speechless”. Tanpa untaian kata mutiara, mereka sudah membuktikan sebagai anugerah terindah umat manusia. Ketika menyebut nama orang yang pertama wajib dihormati, Rasulullah menyebut nama ibu selama tiga kali, baru ayah yang keempatnya.

2) Istri

Di balik kebesaran seorang tokoh pria, terdapat wanita hebat di belakangnya. Itulah dia. Di balik Bung Hatta terdapat wanita tegar bernama Bu Rahmi Di balik nama besar Bung Karno terdapat nama wanita-wanita tangguh, ada Inggrid, Fatmawati, Hartini, Dewi, dan sebagainya.

3) Ibu rumah tangga

Pernahkah kita membayangkan seandainya penduduk suatu negeri keluar rumah semua, entah mencari penghidupan atau hanya sekedar mengejar karier saja. Saya yakin generasi mereka akan tamat.

4) Ibu-ibu menyusui

Air Susu Ibu, anugerah terbaik untuk sang bayi, kewajiban yang telah digariskan kitab suci selama dua tahun. Susahnya perjuangan memberi ASI ini sering tidak terbalas sempurna dari sang penerimanya ketika dia sudah besar. Mungkin, ikhlas memberi adalah kuncinya. Bagi adat tertentu, sering bayi-bayi diberi asupan ASI oleh perempuan lain. Mirip kisah Halimatus Sa’diah zaman Rasulullah dulu.

5) Nanny atau babysitter atau pengasuh anak

Untuk beberapa kasus, banyak perempuan yang keluar rumah, terutama para ibu-ibu yang barangkali ingin membantu perekonomian keluarga, bahkan hingga ke luar negeri. Terlepas dari perdebatan, kiprah mereka bagi keluarga dirasa cukup berjasa. Mau tidak mau peran mereka sebagai ibu bagi anak-anaknya diserahkan ke wanita lain, yakni nanny atau babysitter.

6) Wanita shalihah

Itulah barangkali doa-doa orang tua kita dulu saat menyaksikan kelahiran putri-putri mereka. Dalam Islam, wanita sangat dijunjung tinggi, bahkan ada satu surat dalam Al Quran yang mengacu pada penghormatan untuknya, surat An-Nissa. Dan, setiap lelaki normal, hanya dia wanita idaman dalam hidupnya.

7) Guru wanita, ustadzah, biarawati, pembantu rumah tangga, dll.

Silahkan rekan-rekan kalau hendak menambahkan kartini-kartini lainnya. Mungkin nenek-nenek Anda, saudara perempuan Anda, guru TK Anda, atau yang lain.

Mari berbagi cerita…Selamat Hari Kartini buat semua,,terutama istri tercinta nun jauh di sana. [caption id="attachment_122383" align="aligncenter" width="400" caption="Inul, Julia Perez, Ayu Azhari, Maria Eva, atau Miyabi yang nyalon kepala daerah tidak layak disejajarkan dengan sosok Kartini (foto wordpress.com)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline