Lihat ke Halaman Asli

Huru-hara FA (Ada Apa dengan Kompasiana?)

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_111369" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi mengambil dari tulisan Kang Pepih (shutterstocks)"][/caption]

Huru-hara antara Faizal Assegaf melawan Jakob Oetama, Admin Kompasiana, Wijaya Kusumah, dan Linda Djalil rupanya berpengaruh banyak terhadap konstelasi politik dan kekeluargaan yang selama ini (katanya) dijunjung tinggi di kompasiana.

Perseteruan itu bisa dikatakan berdampak sistemik karena menimbulkan reaksi yang beragam. Banyak tulisan kompasianer yang bertolak dari pembekuan akun Faizal Assegaf, termasuk tulisan saya terdahulu. Para 'sahabat' FA yang biasa memberi komen dukungan pada tulisan-tulisan FA yang memojokkan Presiden SBY, kemarin tidak bereaksi saat admin membekukan akunnya.

Ironis memang, saat FA menghujat kepala negara, mereka mendukung sepenuh hati (lihat komen-komen mereka di sana), tapi giliran akunnya dibekukan karena mengkritisi tokoh lain, mereka seolah lari dari tanggung jawab moril. Minimal sekedar basa-basi kepada admin saya kira cukup elegan daripada tidak bereaksi sama-sekali.

Ketika admin yang diwakili Pepih Nugraha memberi semacam ‘pencerahan’ atas kasus itu dengan memposting tulisan Etika dan Moral dalam Menulis, diharapkan kabut misteri pembekuan akun bisa sedikit terkuak dan dipahami kompasianer lainnya. Dalam tulisan itu Kang Pepih menulis di kolom tanggapan,

“Tidak serta merta menutup akun. Semua penutupan postingan dan akun didahului dengan pendekatan personal, juga peringatan lewat imel atau surat-menyurat di Kompasiana. Sebelum memutuskan menutup akun atau postingan, juga mendengar tanggapan atau surat yang masuk dari pembaca, misalnya laporan keberatan karena sebuah tulisan dianggap menghina tanpa dasar dan menodai agama tertentu.Komentar pun demikian, tetap harus pegang etika dan moral dasar dalam menulis!”

dilanjutkan…

“Terhadap para penulisnya selalu kami ingatkan lewat saluran khusus!”

Syukurlah, banyak tanggapan positif yang disampaikan pembaca, hampir seratus persen komen di sana mendukung aksi admin membekukan akun FA, dikarenakan etika dan moral.

Namun, masalah belumlah selesai, justru ada persoalan baru saat Faizal Assegaf membuat tulisan tandingan untuk mematahkan alasan admin membekukan akunnya. Dia menulis di situs pribadinya visibaru.com pada tulisan Itu Watak Jurnalistik Munafik…! Di sana ia menulis sanggahan atas klarifikasi Kang Pepih di tulisan tentang etika dan moral tadi.

[caption id="attachment_111370" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi oleh Faizal Assegaf (visibaru.com)"][/caption]

“Mas Pepih saya bisa buktikan bahwa anda dan admin tidak pernah memberi teguran apapun kepada saya, justru saya yang mengkonfirmasi kepada anda soal akses login yang admin blokir. Namun anda tidak memberi satu jawaban pun. Selanjutnya, yg terjadi di blog itu muncul caci maki dan hujatan. Sebagai manusia saya berhak untuk membela diri saya. Dan saya sangat sayangkan, setelah akun saya diblokir baru muncul pernyataan2 sepihak dari anda dan rekan2... inikah yg dimaksut etika dan moral...?

***

Saya sendiri sebagai salah satu warga kompasiana pernah berseteru dengan Faizal Assegaf dalam tulisan-tulisan yang kami posting. Terakhir, FA menyerang saya secara pribadi, meski katanya sekedar becanda. Saya pun menanggapinya biasa-biasa saja. Hanya ikon senyum saja sebagai reaksi atas tulisannya yang berjudul SBY Pacarin Minami, Itu Baru Oke!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline