Pendidikan adalah fondasi utama dalam membentuk generasi penerus bangsa. Namun, di era sekarang, kurikulum sekolah sering kali menjadi sorotan karena beban belajarnya yang tinggi hingga menyita sebagian besar waktu anak. Alih-alih seimbang, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah dan aktivitas pendukungnya, dibandingkan waktu berkumpul bersama keluarga. Fenomena ini memunculkan pertanyaan: apakah pendekatan pendidikan kita masih memprioritaskan keseimbangan antara belajar, bermain, dan ikatan keluarga?
Seiring berkembangnya kritik terhadap durasi panjang anak di sekolah, beberapa sekolah mulai menerapkan program yang mengundang orang tua untuk ikut mendampingi kegiatan anak di sekolah. Program ini dianggap sebagai upaya menciptakan keseimbangan baru dengan melibatkan keluarga dalam aktivitas pendidikan. Namun, apakah program ini menjadi solusi ideal atau justru membebani orang tua?
Dampak Waktu Panjang di Sekolah terhadap Anak dan Keluarga
Kurikulum yang terlalu padat berdampak pada hubungan emosional antara anak dan keluarga. Ketika anak lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, beberapa hal yang mungkin terjadi adalah:
Minimnya Interaksi Keluarga
Keterbatasan waktu membuat anak kurang mendapat perhatian emosional dari orang tua. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan psikologis anak.Kelelahan Mental dan Fisik Anak
Anak-anak yang terlalu lama di sekolah sering kali kelelahan sehingga sulit untuk menikmati waktu bersama keluarga atau bahkan sekadar istirahat.Kesempatan untuk Pendidikan Informal Berkurang
Pendidikan informal seperti pembelajaran etika, nilai-nilai keluarga, atau aktivitas sosial bersama keluarga cenderung terabaikan.
Program Pendampingan Orang Tua: Solusi atau Beban?
Program yang mendatangkan orang tua untuk mendampingi kegiatan anak di sekolah memiliki niat baik, yaitu mempererat hubungan keluarga sekaligus menciptakan pengalaman belajar yang kolaboratif. Namun, implementasi program ini menimbulkan berbagai pandangan:
Keuntungan Program