Lihat ke Halaman Asli

Mahardhika Berliandaldo

Analis Kebijakan

Momen Lebaran: Signal Positif Penggunaan Uang dalam Kebangkitan Ekonomi

Diperbarui: 9 Mei 2022   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan Uang saat Hari Raya Idul Fitri (Sumber: dream.co.id)

Untuk warga Indonesia momen lebaran tahun 2022 kali ini akan terasa sangat berbeda. Setelah dua tahun pelarangan mudik karena pandemi Covid-19, pemerintah akhirnya mengizinkan mudik lebaran pada tahun 2022. Lebaran tahun 2022 dapat dipastikan akan terjadi pergerakan masyarakat dalam jumlah yang besar. Selain itu juga akan terjadi peningkatan pengeluaran uang yang cukup besar seperti tahun 2018 dan 2019.

Berdasarkan data Bank Indonesia, momen lebaran tahun 2018 memiliki aliran uang keluar sejumlah Rp. 191 Triliun yang meningkat 1 triliun pada tahun 2019 (Rp. 192 Triliun). Pada tahun 2022, Bank Indonesia memproyeksikan penggunaan aliran uang keluar selama momen Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H sebesar Rp. 175 Triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan sekitar 13,64% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp. 154 Triliun). Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2021 terdapat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat adanya Pandemi Covid-19.

Perkiraan pengeluaran uang pada momen lebaran tahun 2022 ini sesuai dengan proyeksi dari data kementerian perhubungan yang memperkirakan terjadi jumlah pergerakan masyarakat mencapai 85,5 juta orang. Seiring dengan pergerakan masyarakat tersebut, berdasarkan pantauan Angkasa Pura I terjadi peningkatan sejumlah 30% penumpang di bandara dari rata-rata harian selama momen lebaran ini. Pihak Jasa marga juga memprediksi total volume arus mudik dan arus balik pada Lebaran 2022 melalui jalan tol sebanyak 2,5 juta kendaraan. Selain itu juga, Kemenhub memprediksi jumlah pemudik menggunakan transportasi laut sebanyak 1,4 juta orang dan kereta api sekitar 7,66 juta orang.

Bank Indonesia memperkirakan sebaran uang lebaran tertinggi ada di wilayah Jawa (non-jabodetabek) dengan jumlah sekitar Rp. 67 Triliun atau 38,2%. Jumlah tersebut sesuai dengan data kemenhub yang memproyeksikan Jumlah Pemudik ke wilayah tersebut akan mencapai 41 juta pemudik atau sekitar hampir 50% dari total pemudik. Selanjutya adalah wilayah Jabodetabek yang diperkirakan mencapai Rp. 40,7 Triliun atau sebesar 23,2%, hal ini disebabkan adanya pemudik yang akan diperkirakan masuk ke Jabodetabek sekitar 5,9 juta orang.  Selain itu, untuk wilayah Sumatera sebaran uang diperkirakan mencapai 21,6% atau sekitar Rp. 37,8 Triliun, diikuti oleh Sulawesi-Maluku-Papua mencapai 12,8%, Kalimantan mencapai 6,8%, dan terakhir Bali dan Nusa Tenggara sekitar 2,9%.

Penggunaan uang oleh masyarakat ini akan meningkatkan kondisi perekonomian setempat. Akibatnya, perputaran uang akan memberikan dampak positif bagi seluruh pihak. Antusiasme momen lebaran kali ini akan memberikan signal positif bagi kebangkitan ekonomi di tahun ini. Semoga saja lebaran ini, akan menjadi Langkah awal yang positif bagi negeri kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline