Lihat ke Halaman Asli

Apa Itu Depersonalisasi?

Diperbarui: 30 Mei 2022   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi: iconocero.com

Apa Itu Depersonalisasi?

Depersonalisasi bisa terdiri dari detasemen dalam diri, menimpa benak ataupun badan seorang, ataupun jadi pengamat diri sendiri yang tidak terikat. Subjek merasa kalau mereka sudah berganti serta kalau dunia jadi kabur, semacam mimpi, kurang nyata, kurang signifikansi ataupun terletak di luar realitas dikala memandang ke dalam. Perihal ini bisa ditafsirkan selaku perasaan semacam" autopilot" serta perasaan individualitas ataupun kedirian sudah dihalangi ataupun ditekan.

Depersonalisasi kronis mengacu pada kendala depersonalisasi/ derealisasi, yang diklasifikasikan oleh DSM- 5 selaku kendala disosiatif, bersumber pada penemuan kalau depersonalisasi serta derealisasi umum pada kendala disosiatif yang lain tercantum kendala bukti diri disosiatif.

Walaupun derajat depersonalisasi serta derealisasi bisa terjalin pada siapa saja yang hadapi kecemasan ataupun tekanan pikiran sedangkan, depersonalisasi kronis lebih terpaut dengan orang yang sempat hadapi trauma berat ataupun tekanan pikiran/ kecemasan berkelanjutan. Depersonalisasi- derealisasi merupakan indikasi yang sangat berarti dalam spektrum kendala disosiatif, tercantum kendala bukti diri disosiatif serta" kendala disosiatif tidak didetetapkan"( DD- NOS). Ini pula ialah indikasi yang menonjol pada sebagian kendala non- disosiatif yang lain, semacam kendala kecemasan, tekanan mental klinis, kendala bipolar, skizofrenia, kendala karakter skizoid, kendala hipotiroidisme ataupun endokrin, kendala karakter skizotipal, kendala karakter ambang, kendala obsesif- kompulsif, sakit kepala sebelah., serta kurang tidur; itu pula dapat jadi indikasi dari sebagian tipe kejang neurologis.

Dalam psikologi sosial, serta spesialnya teori kategorisasi diri, sebutan depersonalisasi mempunyai makna yang berbeda serta mengacu pada" anggapan stereotip tentang diri selaku contoh dari sebagian jenis sosial yang memastikan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline