Yuk Ketahui Lagi Tentang Halusinasi!
Halusinasi merupakan anggapan tanpa terdapatnya stimulus eksternal yang mempunyai mutu anggapan nyata. Halusinasi jelas, substansial, serta dialami terletak di ruang objektif eksternal.
Mereka bisa dibedakan dari sebagian fenomena terpaut, semacam mimpi, yang tidak mengaitkan kondisi terpelihara; pseudohalusinasi, yang tidak meniru anggapan nyata, serta secara akurat dikira tidak nyata; ilusi, yang mengaitkan anggapan nyata yang terdistorsi ataupun disalahartikan; serta citra mental, yang tidak meniru anggapan nyata, serta terletak di dasar kendali sukarela.
Halusinasi pula berbeda dari" anggapan delusi", di mana stimulus yang dialami serta ditafsirkan dengan benar( ialah, anggapan nyata) diberikan sebagian signifikansi bonus. Banyak halusinasi terjalin pula sepanjang kelumpuhan tidur.
Halusinasi bisa terjalin dalam bermacam modalitas sensorik---visual, auditori, olfaktorius, gustatory, tactile, proprioceptive, equilibrioceptive, nociceptive, thermoceptive, serta chronoceptive. Halusinasi diucap selaku multimodal bila sebagian modalitas sensorik terjalin.
Wujud halusinasi ringan diketahui selaku kendala, serta bisa terjalin pada sebagian besar indera di atas. Ini bisa jadi hal- hal semacam memandang gerakan dalam penglihatan tepi, ataupun mendengar suara ataupun suara samar. Halusinasi rungu sangat universal pada skizofrenia.
Mereka bisa jadi baik hati( berikan ketahui subjek hal- hal baik tentang diri mereka sendiri) ataupun jahat, mengutuk subjek. 55% dari halusinasi rungu merupakan konten yang beresiko, misalnya, orang berdialog tentang subjek, tidak berdialog kepada mereka secara langsung.
Semacam halusinasi rungu, sumber lawan visual pula dapat terletak di balik subjek. Perihal ini bisa menciptakan perasaan dilihat ataupun dipandang, umumnya dengan hasrat jahat.[Rujukan?] Kerapkali, halusinasi rungu serta rekan visual mereka dirasakan oleh subjek bersama- sama.
Halusinasi hypnagogic serta halusinasi hypnopompic dikira fenomena wajar. Halusinasi hypnagogic bisa terjalin kala seorang tertidur serta halusinasi hypnopompic terjalin kala seorang bangun. Halusinasi bisa berhubungan dengan pemakaian obat- obatan( paling utama delirian), kurang tidur, psikosis, kendala neurologis, serta delirium tremens.
Kata" halusinasi" sendiri diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris oleh dokter abad ke- 17 Sir Thomas Browne pada tahun 1646 dari derivasi kata Latin alucinari yang berarti mengembara di dalam benak. Untuk Browne, halusinasi berarti semacam penglihatan yang" bejat serta menerima objeknya secara galat".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H