Lihat ke Halaman Asli

Plastik

Diperbarui: 11 Maret 2022   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plastik

Plastik

Plastik merupakan bermacam berbagai bahan sintetik ataupun semi sintetik yang memakai polimer selaku bahan utamanya. Plastisitasnya membolehkan plastik buat dicetak, diekstrusi ataupun ditekan jadi barang padat dengan bermacam wujud. Keahlian menyesuaikan diri ini, ditambah bermacam watak yang lain, semacam ringan, tahan lama, fleksibel, serta murah buat dibuat, sudah menimbulkan penggunaannya secara luas. Plastik umumnya terbuat lewat sistem industri manusia. Mayoritas plastik modern berasal dari bahan kimia berbasis bahan bakar fosil semacam gas alam ataupun minyak bumi; tetapi, tata cara industri baru- baru ini memakai varian yang dibuat dari bahan terbarukan, semacam turunan jagung ataupun kapas.

Di negeri maju, dekat sepertiga plastik digunakan dalam kemasan serta nyaris sama digunakan di gedung- gedung dalam aplikasi semacam perpipaan, pipa ledeng, ataupun pelapis bilik vinil. Khasiat lain tercantum mobil( sampai 20% plastik), furnitur, serta mainan. Di negeri tumbuh, aplikasi plastik bisa jadi berbeda; 42% mengkonsumsi India digunakan dalam kemasan. Di bidang kedokteran, implan polimer serta fitur kedokteran yang lain sangat tidak sebagian berasal dari plastik. Di segala dunia, dekat 50 kilogram plastik dibuat tiap tahun per orang, dengan penciptaan berlipat ganda tiap 10 tahun.

Plastik sintetis penuh awal di dunia merupakan Bakelite, ditemui di New York pada tahun 1907, oleh Leo Baekeland, yang menghasilkan sebutan" plastik". Puluhan tipe plastik yang berbeda dibuat dikala ini, semacam polietilen, yang banyak digunakan dalam kemasan produk, serta polivinil klorida( PVC), yang digunakan dalam konstruksi serta pipa sebab kekuatan serta energi tahannya. Banyak pakar kimia sudah berkontribusi pada ilmu material plastik, tercantum peraih Nobel Hermann Staudinger, yang diucap" ayah kimia polimer" serta Herman Mark, yang diketahui selaku" ayah fisika polimer".

Keberhasilan serta dominasi plastik yang diawali pada dini abad ke- 20 sudah menimbulkan permasalahan area yang meluas, sebab tingkatan dekomposisinya yang lelet di ekosistem natural. Menjelang akhir abad ke- 20, industri plastik mempromosikan daur ulang buat kurangi permasalahan area sembari terus memproduksi plastik murni. Industri utama yang memproduksi plastik meragukan kelayakan ekonomi daur ulang pada dikala itu, serta kelayakan ekonomi tidak sempat membaik. Pengumpulan serta daur ulang plastik sebagian besar tidak efisien sebab kegagalan kompleksitas kontemporer yang dibutuhkan dalam mensterilkan serta menyortir plastik pasca- konsumen buat digunakan kembali secara efisien. Sebagian besar plastik yang dibuat belum digunakan kembali, baik ditangkap di tempat pembuangan akhir ataupun bertahan di area selaku polusi plastik. Polusi plastik bisa ditemui di seluruh tubuh air utama dunia, misalnya, menghasilkan tumpukan sampah di seluruh lautan dunia serta mencemari ekosistem darat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline