Lihat ke Halaman Asli

Observable Universe

Diperbarui: 18 Februari 2022   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Observable universe

Alam semesta yang bisa diamati merupakan daerah berupa bola dari alam semesta yang terdiri dari seluruh modul yang bisa diamati dari Bumi ataupun teleskop berbasis ruang angkasa serta probe eksplorasi pada dikala ini, sebab radiasi elektromagnetik dari benda- benda ini sudah mempunyai waktu buat menggapai Tata Surya. serta Bumi semenjak dini perluasan kosmologis. Bisa jadi terdapat 2 triliun galaksi di alam semesta yang bisa diamati, walaupun jumlah itu diperkirakan pada tahun 2021 cuma sebagian ratus miliyar bersumber pada informasi dari New Horizons. 

Dengan anggapan alam semesta isotropik, jarak ke tepi alam semesta yang bisa diamati kira- kira sama di tiap arah. Maksudnya, alam semesta yang bisa diamati merupakan daerah berupa bola yang berpusat pada pengamat. Tiap posisi di alam semesta mempunyai alam semesta yang bisa diamati sendiri, yang bisa jadi ataupun bisa jadi tidak tumpang tindih dengan yang berpusat di Bumi.

Kata teramati dalam penafsiran ini tidak mengacu pada keahlian teknologi modern buat mengetahui sinar ataupun data lain dari sesuatu objek, ataupun apakah terdapat suatu yang bisa dideteksi. Ini mengacu pada batasan raga yang diciptakan oleh kecepatan sinar itu sendiri. 

Tidak terdapat sinyal yang bisa bergerak lebih kilat dari sinar, oleh sebab itu terdapat jarak maksimum( diucap cakrawala partikel) di mana tidak terdapat yang bisa dideteksi, sebab sinyal belum bisa menggapai kita. 

Terkadang astrofisikawan membedakan antara alam semesta nampak, yang cuma mencakup sinyal yang dipancarkan semenjak rekombinasi( kala atom hidrogen tercipta dari proton serta elektron serta foton dipancarkan)---dan alam semesta teramati, yang mencakup sinyal semenjak dini perluasan kosmologis( Big Bang). dalam kosmologi raga tradisional, akhir dari era inflasi dalam kosmologi modern).

Bagi perhitungan, jarak tempuh dikala ini--- jarak yang pas, yang memperhitungkan kalau alam semesta sudah mengembang semenjak sinar dipancarkan--- ke partikel dari mana radiasi latar gelombang mikro kosmik( CMBR) dipancarkan, yang mewakili jari- jari alam semesta yang nampak., merupakan dekat 14, 0 miliyar parsec( dekat 45, 7 miliyar tahun sinar), sebaliknya jarak tempuh ke tepi alam semesta teramati merupakan dekat 14, 3 miliyar parsec( dekat 46, 6 miliyar tahun sinar), dekat 2% lebih besar. 

Jari- jari alam semesta yang teramati diperkirakan dekat 46, 5 miliyar tahun sinar serta diameternya dekat 28, 5 gigaparsek( 93 miliyar tahun sinar, ataupun 8, 81026 m ataupun 2, 891027 kaki), yang sama dengan 880 yottameter. Dengan memakai densitas kritis serta diameter alam semesta yang bisa diamati, massa total modul biasa di alam semesta bisa dihitung jadi dekat 1, 5 1053 kilogram. Pada November 2018, para astronom memberi tahu kalau extragalactic latar belakang light( EBL) berjumlah 4 1084 foton.

Dikala perluasan alam semesta terus menjadi kilat, seluruh objek yang dikala ini bisa diamati, di luar supercluster lokal kita, pada kesimpulannya hendak nampak mengeras dalam waktu, sembari memancarkan sinar yang terus menjadi merah serta redup. 

Misalnya, objek dengan perpindahan merah z dikala ini dari 5 sampai 10 hendak senantiasa bisa diamati sepanjang tidak lebih dari 4--6 miliyar tahun. Tidak hanya itu, sinar yang dipancarkan oleh objek yang dikala ini terletak di luar jarak tertentu( dikala ini dekat 19 miliyar parsec) tidak hendak sempat menggapai Bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline