Lihat ke Halaman Asli

Ratu Torehkan Sejarah Baru

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1340467040541077274

[caption id="attachment_196546" align="alignright" width="300" caption="Dokumentasi Ratu, badak sumatera di SRS Balai TNWK Lampung"][/caption] Badak  Sumatera SRS Bertambah Satu Sejarah akhirnya tercipta. Penghuni baru Suaka Rhino Sumatera (SRS) Balai Taman Nasional Way Kambas Lampung resmi bertambah satu. Kelahiran yang ditunggu-tunggu selama 15 bulan lebih itu terjadi pada Sabtu (23/6), sekitar pukul 00.45 WIB.

Peristiwa langka ini mencatatkan Ratu sang induk, sebagai badak sumatera betina pertama di Indonesia dan keempat di dunia yang melahirkan secara alami di penangkaran selama lebih dari 120 tahun.

Manager Fasilitas SRS Sumardi menuturkan, proses kelahiran berjalan secara alamiah. “Lahir dini hari jam 00.45 WIB. Kalau kondisi kesehatan keduanya cukup baik. Bayi sudah mulai menyusui induknya,” ungkapnya.

Ratu sendiri sudah dua kali keguguran sebelumnya. Hal ini membuat SRS Balai TNWK menjadikan kesehatan dan kenyaman ibu muda tersebut sebagai prioritas. Hingga saat ini, tim dokter pemantau persalinan hanya melakukan pengamatan dari jauh.

Kita belum tahu berapa beratatau bobot badan bayi karena belum bisa disentuh. Dokter hanya memantau dari jarak lima meter dan menggunakan CC TV. Kalau jenis kelaminnya, diperkirakan jantan,” beber Sumadi,

Sumardi yang tengah berada di Jakarta menjelaskan melalui sambungan telepon, psikologis Ratu masih sangat sensitif akibat melahirkan secara alami. Karenanya tim belum berani mengambil keputusan untuk berinteraksi secara langsung.

Humas Balai TNWK Sukatmoko mengaku, hingga saat ini informasi mengenai perkembangan kelahiran sangat minim karena masih dalam pemantauan. Baik Ratu dan sang buah hati berada dalam lokasi paddock satu.

Paddock kita lengkapi instalasi empat kamera CCTV untuk memantau, dengan pusat di maternity stall dan monitor yang dapat dilihat tim,” imbuhnya, yang mengaku dalam perjalanan ke Lampung, selepas rapat di Jakarta.

Pria murah senyum ini juga menjelaskan, untuk saat ini pihak Kementrian Kehutananmasih melarang pengunjung atau tamu untuk tidak memasuki lokasi SRS. Ini ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan kondisi terbaik bagi sang induk dan bayi yang baru lahir.

“Kami baru selesai rapat. Jadi untuk melihat dari dekat sementara ini hanya tim dokter saja. Tim lain hanya memantau dari jauh. Rencananya dari Kemenhut, Minggu (23/6), akan datang melihat,” terang Sukatmoko.

SRS TNWK dibantu oleh beberapa ahli badak untuk menangangi proses persalinan. Di antaranya dr Benn Bryan (Tarongan WPZ Australia), dr Scott Citino (White Oak Conservation Centre Amerika),Paul Reinhart (Keeper atau pawang dari Cincinnati Zoo Amerika), dr Susie Ellis (International Rhino Fondation), dan dr Bibhab K Talukdar (Asian rhino Specialis group IUCN).

Ratu dikawinkan dengan Andalas, badak sumatera jantan kelahiran Cincinnati, Amerika Serikat. Perkawinan keduanya merupakan usaha mempertahankan populasi badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang kian hari kian menurun.

Dengan lahirnya badak baru, penghuni SRS kini berjumlah lima ekor. Badak sumatera merupakan satwa yang dilindungi dan merupakan spesies badak terkecil di dunia dengan tinggi bahu 120 hingga 145 centimeter. Hingga saat ini, populasi Ratu cs diperkirakan hanya tersisa lebih kurang 200 ekor yang berada di habitat alami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline