Di tengah tantangan yang semakin kompleks dalam dunia peternakan, efisiensi dan keberlanjutan pakan ternak menjadi prioritas utama bagi para peternak. Salah satu inovasi yang muncul sebagai solusi efektif adalah amoniasi jerami padi. Metode ini tidak hanya meningkatkan nilai nutrisi jerami padi, tetapi juga membantu mengatasi masalah limbah pertanian yang melimpah.
jerami padi mentah memiliki kandungan serat yang tinggi dan nilai nutrisi yang relatif rendah, sehingga sulit dicerna oleh ternak ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba. Namun harga jerami padi begitu murah.
Teknik ini melibatkan penggunaan amonia atau urea untuk memecah ikatan lignin dan selulosa dalam jerami, meningkatkan kecernaan dan kandungan protein. Artikel ini akan membahas keunggulan amoniasi jerami padi dan bagaimana proses amoniasi jerami padi.
Proses Amoniasi Jerami Padi
Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk melakukan amoniasi jerami padi:
Siapkan jerami padi yang telah dipotong-potong menjadi ukuran sekitar 2-5 cm. Potongan kecil ini akan memudahkan proses penyerapan amonia.
Campurkan urea dengan air dalam perbandingan tertentu untuk menghasilkan larutan amonia. Takaran urea, digunakan sekitar 4-6% dari berat jerami. Misalnya, untuk 1 ton jerami, diperlukan sekitar 40-60 kg urea yang dilarutkan dalam air.
Semprotkan larutan amonia ke seluruh bagian jerami secara merata. Pastikan semua bagian jerami terkena larutan agar proses amoniasi berlangsung efektif.
Setelah jerami disemprot dengan larutan amonia, tumpuk jerami tersebut di tempat yang bersih dan padatkan. Penumpukan ini harus dilakukan dalam wadah kedap udara seperti drum plastik, kantong silase, atau dengan menutup tumpukan jerami dengan plastik tebal.
Biarkan jerami yang telah diamoniasi dalam kondisi tertutup selama 3-4 minggu. Proses fermentasi ini memungkinkan amonia untuk memecah serat kasar dalam jerami, meningkatkan kandungan protein dan kecernaan.