Maharani Maryam Kabakoran-202310230311132
Selama masa pandemi Covid-19 berlangsung, dunia virtual menjadi jauh lebih sibuk dan ramai dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena semakin banyak masyarakat beralih menggunakan gadget dan komputer sebagai alat penyambung hidup demi menggantikan berbagai aktivitas secara langsung. Perubahan pada masyarakat tersebut memberikan dampak pada perkembangan perekonomian dengan mempercepat transformasinya secara digital.
Berdasarkan data dari tahun ke tahun, pandemi Covid-19 meningkatkan jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan. Namun demikian, dapat kita syukuri bahwa saat pandemi melanda Indonesia transformasi digital malah berkembang dan mendisrupsi sektor bisnis serta ekonomi. Perkembangan ekonomi digital yang telah hadir di sekitar kita contohnya seperti berbagai jenis e-commerce dan juga layanan financial technology (fintech) yang semakin marak di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ekonomi digital tengah berkembang dan pandemi mempercepat perkembangan digitalisasi ekonomi tersebut Meskipun dampak langsungnya terlihat jelas pada layanan kesehatan, perekonomian, dan tata kelola pemerintahan, penting untuk mengkaji bagaimana krisis ini telah mengubah pola pikir dan pola pikir siswa, yang merupakan pemimpin masa depan di masa depan. Dalam konteks ini, konsep Society 5.0 muncul sebagai kerangka potensial untuk transformasi mahasiswa pascapandemi. Society 5.0 membayangkan integrasi yang harmonis antara teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan sambil mengatasi tantangan-tantangan sosial. Namun, apakah visi transformatif ini berhasil atau diterima oleh komunitas mahasiswa pascapandemi masih menjadi pertanyaan yang menarik.
Di satu sisi, pandemi ini telah mempercepat adopsi teknologi dalam pendidikan, sehingga membuka peluang baru dalam pembelajaran. Selama lockdown, siswa terpaksa mengandalkan platform online, ruang kelas virtual, dan sumber daya digital untuk melanjutkan pendidikan mereka. Pengalaman ini telah memaparkan mereka pada berbagai alat dan platform teknologi, sehingga meningkatkan literasi dan kemampuan beradaptasi digital mereka. Hasilnya, pelajar saat ini lebih nyaman dengan solusi teknologi inovatif, sehingga cocok untuk era Society 5.0.
Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada siswa, juga dapat menimbulkan kreativitas dikalangan siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu produk pembelajaran kreatifyang dapat mengembangkan pemikiran melalui analisis mereka sendiri, tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang telah disampaikan oleh guru.Adanya pandemi covid-19 juga memberikan hikmah yang lainnya. Pembelajaran yang dilakukan di rumah, dapat membuat orang tua lebih mudah dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan belajar anak secara langsung. Orang tua lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak dirumah. Hal tersebut akan menimbulkan komunikasi yang lebih intensif dan akan menimbulkan hubungan kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua.
Dinamika transformasi pendidikan telah berkembang secara pesat, seiring dengan teknologi yang semakin berkembang. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya sistem dan metode pembelajaran yang didukung oleh teknologi dunia digital. Perkembangan tersebut ditandai dengan determinasi era globalisasi (Silfia, 2018). Determinasi globalisasi ini ditandai dalam era industri 5.0. Era revolusi industri 5.0 terjadi karena adanya dampak dari revolusi 4.0 (Indramawan & Hafidhoh, 2019). Masyarakat 5.0 dapat dimaknai sebagai masyarakat yang di mana setiap kebutuhan harus disesuaikan dengan standar gaya hidup (life stlye) setiap masyarakat serta pelayanan produk yang sudah berkualitas tinggi dan memberi rasa nyaman terhadap semua orang. Saat ini pendidikan di Indonesia memasuki era 4.0. Trand pendidikan Indonesia saat ini yaitu online learning (Ahmad, 2018) yang menggunakan internet sebagai penghubung antara pengajar dan murid. Perkembangan teknologi rupanya menjadi peluang bisnis dibidang pendidikan dengan mendirikan bimbel berbasis online (Syarizka, 2019). Selain itu perkembangan teknologi juga mengubah tatanan pendidikan di Indonesia sebagai contohnya 1) sejak tahun 2013 sistem ujian nasional berubah dari paper based test menjadi online based tase (Pakpahan, 2016), 2) sistem penerimaan penerimaan peserta didik baru dari tingkat SD sampai dengan tingkat Universitas di Indonesia sudah dilakukan sevara online baik dari pendaftaran sampai dengan pengumuman penerimaan (Daulay, 2019).
Kesimpulannya, transformasi mahasiswa pascapandemi menuju era Society 5.0 merupakan fenomena yang kompleks dan terus berkembang. Meskipun pandemi ini telah mempercepat adopsi teknologi dan menumbuhkan rasa tindakan kolektif di kalangan siswa, terdapat tantangan yang perlu mendapat perhatian. Terkikisnya keterampilan sosial dan kesejahteraan emosional, serta kesenjangan digital, merupakan aspek penting yang perlu diatasi untuk memastikan transformasi siswa pascapandemi sejalan dengan visi transformatif Society 5.0. Institusi pendidikan, pembuat kebijakan, dan masyarakat secara keseluruhan bertanggung jawab untuk menavigasi transformasi ini dengan mengintegrasikan teknologi, nilai-nilai kemanusiaan, dan inklusivitas, sehingga membentuk masa depan di mana siswa dapat berkembang sebagai anggota Masyarakat 5.0 yang bertanggung jawab.
references:
Sri, R. K. N. (2021). Sinergi Pendidikan Menyongsong Masa Depan Indonesia Di Era Society 5.0. Edukasi: Jurnal Pendidikan Dasar, 2 (1), 89
Setiawan, Dimas., Lenawati, Mei. (2020). Peran dan Strategi Perguruan Tinggi Dalam Menghadapi Era Society 5.0. Journal of Computer, Information System, & Technology Management, 3 (1), 76
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H