Lihat ke Halaman Asli

KKN UNS 35 Manggung Ajak Petani Produksi Biochar dari Limbah Kayu sebagai Pembenah Tanah pada Lahan Pertanian

Diperbarui: 24 Februari 2023   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pertanian menjadi mata pencaharian tertinggi kedua di Desa Manggung, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali setelah industri mebel. Dengan luas wilayah sekitar 422,3800 Ha, seluas 104,9215 Ha Desa Manggung merupakan lahan persawahan. Pertanian di Desa Manggung masih mengalami beberapa permasalahan terutama pada harga pupuk yang kian melambung. 

Inilah yang menyebabkan petani seringkali mengalami kerugian karena harga pupuk yang tinggi tidak sebanding dengan hasil panen yang mereka peroleh. Ketergantungan pada bahan-bahan kimia dalam pengelolaan lahan pertanian membuat hampir tidak ada petani yang memanfaatkan bahan organik.Pertanian menjadi mata pencaharian tertinggi kedua di Desa Manggung, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali setelah industri mebel. 

Dengan luas wilayah sekitar 422,3800 Ha, seluas 104,9215 Ha Desa Manggung merupakan lahan persawahan. Pertanian di Desa Manggung masih mengalami beberapa permasalahan terutama pada harga pupuk yang kian melambung.

Inilah yang menyebabkan petani seringkali mengalami kerugian karena harga pupuk yang tinggi tidak sebanding dengan hasil panen yang mereka peroleh. Ketergantungan pada bahan-bahan kimia dalam pengelolaan lahan pertanian membuat hampir tidak ada petani yang memanfaatkan bahan organik.

Melihat permasalahan tersebut, kelompok KKN UNS 35 di Desa Manggung berusaha memberikan solusi bagi petani untuk membuat salah satu bahan alternatif pembenah tanah bernama biochar, dengan mengadakan "Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai Biochar" pada Selasa, 10 Februari 2023 pukul 09.00 WIB -- selesai bertempat di Balai Desa Manggung. Kegiatan ini diikuti oleh 19 orang perwakilan dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Desa Manggung.

Limbah kayu dipilih sebagai bahan utama karena sebagai desa dengan mata pencaharian utama industri mebel, limbah olahan kayu di Desa Manggung belum mampu dikelola dengan baik. Selama ini, limbah kayu hasil industri mebel Desa Manggung hanya dibiarkan begitu saja menumpuk di sudut gudang produksi. Jika tidak, limbah kayu tersebut hanya dibakar untuk mengurangi penumpukan.

Kegiatan sosialisasi ini diawali dengan sambutan dari Kepala Desa Manggung, Bapak Marsono S.Ag. Lalu diisi pemaparan materi oleh narasumber mengenai jenis-jenis pupuk organik dan cara pembuatannya serta bahan alternatif lain untuk pengolahan tanah pertanian. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pengolahan limbah kayu menjadi biochar. Biochar sendiri merupakan bahan padat mengandung karbon hasil konversi limbah organik yang diproduksi melalui proses pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas.

Alat dan bahan yang diperlukan untuk praktik biochar sederhana ini adalah sekam padi, limbah kayu berbentuk serbuk, arang, bensin, dan kawat ram. Praktik pembuatan biochar dilakukan di luar gedung pertemuan Balai Desa Manggung agar proses pembakaran sekam padi dan serbuk kayu berjalan sempurna. Selain itu, juga agar para peserta lebih leluasa mengikuti praktik secara langsung. Sosialisasi biochar ini diakhiri dengan dokumentasi bersama produk biochar yang telah dibuat bersama-sama.

Dokpri

Dengan adanya kegiatan ini, para petani Desa Manggung diharapkan dapat memproduksi biochar secara mandiri baik untuk lahan pertanian mereka sendiri maupun untuk dijual kembali. Dengan demikian, pemasukan pertanian Desa Manggung tidak hanya mengandalkan hasil panen semata, melainkan juga hasil dari produksi biochar dengan memanfaatkan sekam padi limbah pertanian dan limbah kayu hasil industri mebel.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline