Liga-liga di benua Eropa saat ini sudah menggelar masing-masing kompetisinya di setiap negara setelah sempat berhenti cukup lama akibat pandemi yang terjadi saat ini. Liga Inggris, liga Italia, liga Spanyol, liga Jerman dan liga Prancis yang merupakan 5 top liga di Eropa sudah aktif kembali dan bahkan sudah memasuki beberapa pekan.
Beberapa laga besar seperti El Clasico yang mempertemukan Barcelona dan Real Madrid atau Derby Della Madonina yang mempertemukan Inter Milan dan AC Milan juga sudah digelar.
Ada hal kurang memang dari gelaran sepak bola Eropa musim ini, yaitu tidak adanya penonton di bangku stadion dari masing-masing klub.
Sejak liga bergulir kembali pertengahan bulan Juni yang lalu, FIFA dan UEFA selaku lembaga yang mengatur sepak bola melarang ada penonton di stadion agar mengikuti protokol yang berlaku.
Kita bisa mendengar suara orang-orang yang ada di stadion dengan sangat jelas, mulai dari pemain, pelatih, asisten pelatih, wasit, bahkan hingga ball boy pun ikut terdengar suaranya.
Namun setelah musim baru 2020/2021 dimulai, UEFA memberikan kelonggaran bagi klub bahwa diperbolehkan untuk adanya penonton di stadion, namun hanya dengan kuota 30% saja dari kapasitas stadion.
Sepak bola di Eropa bukan hanya masalah olahraga saja, namun industri didalamnya adalah hal penting yang perlu diperhatikan.
Maka dari itu mengapa liga-liga Eropa masih berani menggelar kompetisi di tengah pandemi yang masih tidak memiliki kejelasan karena adanya tuntutan industrial. Mulai dari kontrak dengan sponsor, transfer pemain, gaji pemain, dan lain sebagainya.
Memang agak terlalu jauh jika bandingkan sepak bola Eropa dengan Indonesia, dari segi industri atau olahraga murninya sudah terlihat perbedaannya. Tetapi ada hal penting yang perlu dipertanyakan, ke mana perginya sepak bola Indonesia?
Liga-liga di kawasan negara Asia Tenggara sudah mulai bergulir, hanya Indonesia dan Brunei saja yang belum menggelar kompetisi mereka.
Menurut portal berita Bola Sport dalam berita mereka berjudul "Negara Asia Heran Mengapa Indonesia Tak Gelar Kompetisi Sepak Bola", menjelaskan bahwa alasan tidak gelarnya Liga Shopee 2020 adalah karena tidak didapatnya izin keramaian dari pihak Polri.