Selain memiliki benteng kuno peninggalan buatan abad XVI yang termasuk terluas di dunia (22,8 hektar) yaitu Benteng Keraton Buton, kota Baubau di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), memilliki asesori berupa Patung Naga yang terbilang terpanjang di dunia. Patung Naga di kota Baubau disebut-sebut dibuat sebagai ikon berkaitan dengan Naga Lawero yang sejak dulu hidup dalam cerita rakyat di sekitar wilayah Kesultanan Buton.
Dilihat dari anatomi pembuatan patung Naga bersisik hijau keemasan tersebut dengan jari cakarnya berjumlah 5 (lima) dipastikan sebagai model Naga asal Negara Cina.
Dalam catatan tentang cerita Naga, mahluk sejenis binatang melata tersebut hanya ada dalam cerita-cerita berkaitan dengan kepercayaan dan kebudayaan di Negara Cina, Korea dan Jepang, tetapi mahluknya tidak pernah ada di alam nyata. Naga Cina digambarkan ditandai dengan jari-jari cakarnya yang berjumlah 5 buah, Naga Korea dengan cakar 4 (empat), dan Naga Jepang bercakar 3 (tiga).
Kehadiran patung Naga Cina di pusat kota Baubau, sebagai kota kedua di Sulawesi Tenggara setelah kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, juga disebut-sebut berbagai kalangan sebagai pengabadian simbol hubungan persahabatan dan perdagangan yang sudah terjalin sejak lama antara pihak kerajaan atau Kesultanan Buton dengan bangsa Cina.
Nama Dungku Changia dalam catatan sejarah Kerajaan Buton masa lalu disebut sebagai seorang laksamana asal Cina yang termasuk punya andil membangun hubungan persahabatan dan meluaskan perekonomian rakyat melalui kerjasama perdagangan di masa-masa kerajaan.
Awalnya, patung Naga di kota Baubau tersebut dibangun tahun 2007 oleh Pemerintah Kota Baubau dalam bentuk patung Kepala Naga yang tegak setinggi sekitar 5 (lima) meter di Taman Pantai Kamali saat kerjasama Indonesia dengan Cina belum sepadat saat ini. Pantai Kamali Sebuah pantai terbuka yang kini menjadi lokasi rekreasi kebanggaan warga kota Baubau dan sekitarnya, berjarak hanya sekitar 300-an meter dari Demaga Pelabuhan Nusantara Murhum, kota Baubau.
Kepala Naga menghadap laut Selat Buton. Sedangkan patung Ekor Naga baru kemudian dibuat pada tahun 2010 setinggi 7 (tujuh) meter terpisah di Bukit Palagimata, di depan kantor Walikota Baubau.
Dalam suasana cerah dari lokasi tempat dibangunnya patung Ekor Naga tersebut, dapat disaksikan panorama indah kota Baubau bagian bawah yang tumbuh berkembang sepanjang wilayah tepian pantai di mulut Selat Buton. Juga dari lokasi patung Ekor Naga dapat menyaksikan Pulau Kabaena yang seolah mengapung di laut lepas, serta melihat sebagian dari landasan Bandara Betoambari, kota Baubau yang juga berlokasi di pesisir Pantai.
Antara patung Kepala Naga di Pantai Kamali dengan patung Ekor Naga di Bukit Palagimata terpisah berjarak sekitar 5 kilometer. Tak heran jika ikon Patung Naga di kota Baubau tersebut sering dipelesetkan para pendatang sebagai Naga Terpanjang di dunia.
''Ya, memang dapat disebut sebagai Naga terpanjang di dunia, karena kepalanya ada di Pantai Kamali sedangkan Ekornya muncuat di Bukit Palagimata. Pantai Kamali dengan Bukit Palagimata itu jaraknya sekitar 5 kilometer. Jadi tubuh naga ini kita bayangkan saja panjangnya 5 kilometer terbenam di dalam tanah Bumi Wolio kota Baubau,'' kata Ode, seorang pengoyek yang ditemui berpangkalan sekitar Pantai kamali, lalu tertawa ngakak....hahahaaa.....
Saat ini sewa ojek dari patung Kepala Naga di Pantai Kamali ke lokasi patung Ekor Naga di Bukit Palagimata melewati kawasan Benteng Keraton Buton, Rp 10.000 atau Rp 20.000 pp. ''Setiap ada kapal besar singgah di Pelabuhan Murhum kota Baubau, ada saja orang penumpang kapal yang menggunakan kesempatan menyewa ojek khusus untuk pergi berfoto kenang-kenangan ke lokasi Ekor Naga di Bukit Palagimata,'' jelas Ode, serius.