Lihat ke Halaman Asli

Mahaji Noesa

TERVERIFIKASI

Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

Enjoy Bersama Musik Saweran Ramadhan

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tidak diketahui siapa yang memulai gagasan Musik Saweran Ramadhan. Yang pasti, sejak beberapa tahun terakhir setiap memasuki bulan Ramadhan (puasa) sejumlah grup musik Saweran Ramadhan akan dijumpai beraksi di berbagai jalan terutama yang ada di wilayah selatan di Kota Makassar.

[caption id="attachment_126721" align="alignright" width="454" caption="Salah satu Tanjidor, Musik Saweran Ramadhan ketika melintasi Jl. Mappaoddang Kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]

Grup Musik Sawer ini umumnya menggunakan kendaraan mobil pik-up bak terbuka. Memuat peralatan musik elekton dan sejumlah salon dengan lampu-lampu disco liar yang menarik perhatian. Dilengkapi personil, yang terdiri atas pemain elekton, sejumlah penyanyi, dan sejumlah pembawa kotak sawer.

Ada yang menempatkan penyanyi di atas mobil yang berkeliling di jalan-jalan. Tetapi ada juga yang penyanyinya justru sambil berjalan, seperti pembawa kotak sawer, mengikuti mobil yang bergerak merayap.

Selain remaja putri, tidak jarang terlihat ibu-ibu dan bapak-bapak yang juga tampil sebagai penyanyi dalam grup Musik Saweran Ramadhan. Menarik dan hingar-bingarnya situasi ketika bertemu dua hingga tiga grup musik sawer ini di suatu jalanan. Dan hal seperti itu seringkali terlihat terjadi setiap malam di seputaran Jl. Kakatua, Jl.H.A.Mappanyukki, Jl. Cenderawasih, Jl. Nuri, Jl. Gagak, Jl. Landak dan Jl. Veteran.

[caption id="attachment_126723" align="alignleft" width="403" caption="Aksi penyanyi Waria di salah satu grup Musik Sawer Ramadhan ketika berada di Jl Veteran Selatan Makassar/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]

Berbagai irama lagu dapat dibawakan oleh para penyanyi musik sawer tersebut. Akan tetapi yang dominan adalah lagu-lagu berirama dangdut yang mendayu maupun menghentak-hentak.

Sesekali terlihat kendaraaan  grup Musik Sawer ramadhan bernenti di tempat-tempat banyak kerumunan orang di tepi jalan, penyanyi bergoyang. Sedangkan para pembawa kotak sawer yang terdiri atas remaja dan anak-anak akan terus beraksi meminta saweran sukarela dari orang-orang sedang berbelanja di toko, mereka yang bersantai di kios, warung atau kios-kios makanan minuman dan kuliner pinggir jalan, terhadap penghuni rumah tinggal, dan para pengendara yang dilewati atau berpapasan dengan rombongan gup Musik Saweran Ramadhan ini.

Hingga malam 25 Ramadhan 1432 H, lepas Shalat Tarwih sejumlah jalan seputaran Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Mariso, seperti Jl. Mappaoddang, Jl. Ratulangi, Jl. Nuri, Jl. Nuri Baru, Jl, Cenderawasih, Jl. Kakatua, Jl. Landak, Jl. Veteran, Jl. Ratulangi, Jl. Dahlia, Jl Gagak, dan Jl. H.A.Mappanyukki terlihat masih dilintasi sejumlah group MusikSaweran Ramadhan.dengan semangat keceriaan.

Grup musik saweran ini, memang, baru turun jalan (on the road) setelah usai pelaksanaan Shalat Tarwih yang dilakukan di masjid-masjid dalam bulan puasa setiap malam. Mereka beraksi berkeliling hingga memasuki waktu Makan Sahur, dinihari.

[caption id="attachment_126724" align="alignright" width="389" caption="Musik Sawer Ramadhan ketika melintasi Jl. Kakatua Makassar/Ft.Mahaji Noesa"][/caption]

Sebelum kehadiran Musik Sawer Ramadhan, Kota Makassar pernah memiliki grup-grup Bagadang Ramadhan, terdiri atas remaja-remaja sukarela yang membangunkan orang-orang jelang sahur di bulan Ramadhan. Mereka hampir ada di tiap-tiap RW/RT, sambil mengiramakan syair sahur..sahur…kelompok ini pun mengetuk-ngetuk benda apa saja sebagai pengiring sekaligus membangunkan warga muslim makan sahur di dinihari selama bulan Ramadhan.

Kehadiran Musik Saweran Ramadhan tersebut telah menggantikan Pakatto’katto’ – pembangun orang bersahur tempo dulu di Kota Makassar.

Grup Musik Saweran Ramadhan sekarang lebih kreatif, dengan waktu on the road lebih awal dibanding Pakatto’katto’yang baru beraksi ketika akan memasuki waktu sahur di bulan Ramadhan.

Ada juga satu dua grup Musik Saweran Ramadhan di bilangan Kecamatan Mariso dan Tamalate Kota Makassar yang menggunakan gerobak membawa musik Tanjidor yang diiringi tiupan beberapa suling, bukan terompet, tanpa penyanyi. Musik instrumentalia yang dibawakan berirama lagu-lagu daerah Makassar tempo dulu, seperti instrumentalia lagu Anging Mamiri, Ati Raja, dan sebagainya.

Irama instrumentalia musik tradisional ini enak didengar dan amat menghibur. Apalagi para kru pemainnya terdiri atas orang-orang dewasa yang memang adalah pemain musik tradisional bayaran untuk mengiringi perta-pesta perkawinan dan pesta hajatan lainnya di luar bulan Ramadhan.

Salah seorang personil grup Musik Saweran Ramadhan dari pemusik tradisional asal wilayah Kanal Balang Baru Kota Makassar, mengungkapkan penghasilan mereka dari sawer setiap malam bulan Ramadhan, antara Rp 300.000 sampai Rp 400.000. ‘’Kalau kita diundang main di acara pengantin, bayarannya Rp 500.000 sehari semalam, dan personil ditanggung makan minumnya,’’ katanya.

Sekalipun disebut Musik Saweran Ramadhan, tapi ada juga grup yang menampilkan penyanyi dari kalangan Waria yang berpenampilan seksi, menyanyi dan berjoget di atas kendaraan atau turun bergabung dengan kumpulan orang-orang di tepi-tepi jalan yang dilintasi.

Apapun bentuk aksinya, warga Kota Makassar selama ini menyambut kehadiran Musik Saweran Ramadhan tersebut dengan enjoy, dinikmati menjadi bagian warna terbaru dari ciri Ramadhan di Kota Makassar.

Telkomsel Ramadhanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline