Lihat ke Halaman Asli

Aku Cinta Jakarta

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku cinta Jakarta,
Dengan semua yang ada dan keadaannya
Aku cinta Jakarta,
Dengan setiap tarikan nafasku yang dipenuhi polusi
Aku cinta Jakarta,
Dengan semua komunitasnya yang beragam
Aku cinta Jakarta,
Dengan pemandangan kesenjangan sosial yang khas
Aku cinta Jakarta,
Dengan tingkat individualisme yang tinggi
Aku cinta Jakarta,
Dengan nadinya yang senantiasa berdenyut
Aku cinta Jakarta,
Dengan hiruk-pikuk kehidupannya
Aku cinta Jakarta,
Dengan nyanyian anak jalanannya yang menahan lapar
Aku cinta Jakarta,
Dengan kemacetannya yang tiada tara
Aku cinta Jakarta,
Dengan banjir tahunannya yang tidak terbenahi
Aku cinta Jakarta,
Dengan tiap kubik sampah yang tergenang pada tiap permukaan sungai
Aku cinta Jakarta,
Dengan tiap desahan keluhan kaum terpinggirkan
Aku cinta Jakarta,
Dengan tiap gelak tawa kaum penguasa
Aku cinta Jakarta,
Dengan semua yang ada dan keadaannya
Dari mobil paling rongsok hingga mobil paling mewah
Dari orang paling miskin hingga orang paling kaya
Dari rumah paling kumuh hingga istana paling megah
Dari pejuang terlupakan hingga artis terkenal
Aku cinta Jakarta,
Kota tak berjeda
Kota tanpa koma
Jakarta oh Jakarta,
Benarkah kau juga mencintaiku?
Karena aku tak pernah mendengarmu mengeluh dengan perlakuanku.
Aku cinta Jakarta,
Meski sebenarnya aku sangat ingin mendengarnya mengeluh, berteriak, dan berontak.
Tapi Jakarta hanya diam dalam pilu.
Dan aku cukup tahu,
Jakarta-ku tak seperti dulu.
Dan aku cukup paham,
Mereka pun cinta Jakarta,
Bukan apa adanya,
Namun ada apanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline