Lihat ke Halaman Asli

Mengenang Konflik Spanyol - Catalan Dalam Duel El-Classico

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa hari ke depan, publik sepakbola akan disuguhi tontonan menarik dalam duel Real Madrid melawan Barcelona. Duel dua tim berasal dari Spanyol ini selalu menjadi tontonan wajib pecinta sepakbola, karena akan menampilkan adu gengsi, skill, strategi, tim maupun individu-individunya. Terlepas dari sepakbola, ternyata ada faktor historis dan politis yang menjadikan hal ini semakin menarik untuk disimak. Perseteruan Real Madrid dan Barcelona merupakan perubahan arena perjuangan politik dalam bentuk olahraga sepakbola. Sejarahnya bisa ditelusuri kembali pada sejarah perang saudara Spanyol maupun sebelumnya.

Sebelum perang saudara Spanyol, ada beragam isu yang mengakibatkan friksi di antara masyarakat Spanyol yang beragam, baik politik, agama yang kemudian mencapai puncaknya yaitu, Perang Saudara Spanyol (Spanish Civil War) tahun 1936, antara kelompok Republik dan Nasionalis (pemberontak). Secara singkat, kelompok Nasionalis yang tidak suka dengan kondisi dalam negeri Spanyol melakukan pemberontakan terhadap kelompok penguasa, yaitu kelompok Republik, yang dipimpin oleh para jenderal konservatif. Kubu Republik mendapatkan bantuan dari Uni Soviet dan Kelompok Komunis Internasional, sementara Kubu Nasionalis mendapatkan dukungan dari Jerman dan Italia yang berhaluan Fasisme, serta Portugal.

Perang kemudian menyebabkan “perseteruan” kedua klub, yaitu ketika Real Madrid dianggap sebagai perwakilan dari wilayah Kastilia (Castile), sementara Barcelona dari Catalonia. Hal ini berkaitan dengan pelarangan penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan selama Jenderal Fransesco Franco berkuasa.Semua budaya regional/daerah ditekan. Semua bahasa yang dipakai di wilayah Spanyol dilarang untuk dipergunakan, kecuali Spanyol (Kastilia). Barcelona, ibukota provinsi Catalonia dimana sebagian besar dari penduduknya berasal dari bangsa Catalan dan Basque, kemudian menjadi tempat dimana orang-orang Catalan dapat berkumpul dan berbicara dengan bahasa daerah mereka.

Pada 6 Agustus 1936, Presiden Barcelona FC yang juga adalah wakil dari partai politik pro-kemerdekaan, Joseph Sunol tewas dibunuh oleh tentara Falangist yang berafiliasi dengan kelompok Nasionalis (pemberontak) Jenderal Fransesco Franco. Tahun 1938, Barcelona menjadi target pemboman udara, termasuk kantor dari Barcelona FC menjadi korbannya. Pada 26 Januari 1939, Barcelona jatuh ke tangan kelompok Nasionalis, sementara Madrid justru baru dikuasai pada 28 Maret.

Pada tahun 1943, Barcelona menghadapi Real Madrid dalam semi final Copa del Generalísimo. Kebetulan sang Jenderal adalah pengagum Real Madrid. Pada leg pertama, pertandingan dimenangkan oleh Barcelona dengan skor 3-0, namun beberapa saat sebelum menjelang leg kedua, pemain Barcelona kedatangan Jenderal Fransesco Franco di ruang ganti yang memberikan pesan bahwa, Barcelona bisa bermain adalah karena kemurahan rezim sang Jenderal. Hasil dari leg kedua tersebut adalah kemenangan bagi Real Madrid dengan skor 11-1.

Dengan di"zalim"inya rakyat Catalonia, Barcelona FC menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar klub sepakbola, menjadi simbol bagi keinginan untuk kebebasan, sebagai simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco dan Spanyol, antara "tirani dan demokrasi", atau "fasisme dan kebebasan". Real Madrid dianggap sebagai perwujudan dari penindasan atas nama sentralisme dan rezim fasis pada saat perang saudara Spanyol, apalagi salah satu mantan presiden klub Real Madrid, Santiago Bernabeu, yang kini menjadi nama stadion, adalah salah satu pejuang kelompok pro-Nasionalis.

Secara keseluruhan perang berlangsung sejak 17 Juli 1936 hingga 1 April 1939, dan berakhir dengan kemenangan di kubu Nasionalis pimpinan Jenderal Fransesco Franco. Pasca perang, dalam bidang politik, secara konstitusi, menurut Konstitusi Spanyol 1978, Catalonia bersama dengan Basque dan Galicia menjadi bagian dari wilayah otonomi dengan yang terpisah dengan Spanyol.

Meskipun pada tahun 2010 Spanyol berhasil menjadi pemenang Piala Dunia dengan beragam komposisi pemain, baik dari Catalan maupun Spanyol, rupanya tidak mengikis perseteruan keduanya pada level klub maupun dalam hubungan pusat-daerah.

Jadi, mana yang akan Anda dukung, Real Madrid atau Barcelona?

(dari berbagai sumber)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline