Memaknai , Gada Rujak Polo, yang kini menjadi Ikon Baru Kota Purwokerto, berupa Sebuah tugu berbentuk Gada Rujak Polo kini berdiri kokoh di area bundaran Underpass Jendral Soedirman. Menurut Pustakawan Dinarpusda Banyumas, Fuad Zein Arifin ( 06 Okt 2020, KBRN Purwokerto ) menjelaskan literasi mengenai Tugu Gada Rujak Polo yang sudah tercantum dalam lambang daerah Kabupaten Banyumas. "Gada Rujak Polo merupakan senjata dari tokoh werkudoro dalam cerita pewayangan yang melambangkan watak satria, jujur dan berani," ujarnya. Tugu tersebut juga melambangkan agar setiap tindakan yang dilakukan harus selalu menggunakan akal, pikiran dan nalar. "Sebagaimana tokoh pahlawan dari Banyumas, seperti Jendral Soedirman, Gatot Subroto, R. Suprapto, dan masih banyak lagi," imbuhnya. Buku literasi mengenai Gada Rujak Polo tersedia di Perpustakaan Daerah Banyumas. Tidak heran jika para leluhur Banyumas yang diteruskan oleh para penerusnya menganalogikakan dengan "Rujak Polo" Alias "Ngutek" Jadi manusia (orang banyumas ) harus ngutek,dan Jangan bangga menjadi orang Banyumas jika tidak siap berolah pikir alias ngutek, selalu pakai logika dalam bertindak sehari hari. Sangat kodrati, madani. Kini rujak polo bukan saja menjadi lambang masyarakat Banyumas yang diabadikan dalam logo daerah sesuai UU No. 13/1950 yang kini sudah dibuatkan patung menjadi, ikon baru kota purwokerto.
Relevansinya dengan motivasi semangat, kita kenal dengan, "The legend of the boiling frog is just a legend" oleh Whit Gibbons, Ecoviews, dalam id.wikipedia.org, November 18, 2002. Menurut Gibbons ,Katak rebus adalah anekdot yang menceritakan seekor katak direbus hidup-hidup secara perlahan. Dalam kisahnya, apabila seekor katak ditaruh di dalam air mendidih, katak tersebut akan melompat keluar, namun apabila kataknya ditaruh di air dingin yang dipanaskan perlahan-lahan, katak tersebut tidak akan mengetahui bahayanya dan akan mati direbus. Cerita ini sering digunakan sebagai metafora untuk menyebut ketidakmauan orang-orang untuk menanggapi perubahan besar yang terjadi secara bertahap,di lingkungan ekosistim sekitar kita. Mari saatnya kita berubah,meskipun pandemi masih belum berakhir..
Kisah ini juga dikenal dengan sindrom katak rebus. Hal tersebut bisa menimpa siapapun. Penjelasan konkritnya adalah bahwa kita kadang terjebak dalam zona nyaman yang ternyata mematikan kita. Sebagai contoh adalah seorang pekerja yang memasuki dunia kerja yang menawarkan kenyamanan namun setelah beberapa lama ia pun terjebak dalam kenyamanan dan mungkin potensinya untuk berkembang pun mati karena kenyamanan tersebut. Let's be smart, janganlah terlena ,pergilah dari zona nyaman,berubahlah agar lebih berkembang dengan tidak membiarkan cita-cita dan potensi diri mati dalam kenyamanan. Karena biasanya kita akan mengetahui potensi diri sendiri saat berada dalam zona tidak nyaman? Jangan trauma dengan kesulitan karena setiap kesulitan akan datang kemudahan yang akan memaksa kita untuk berkembang.Keluarlah dari zona nyaman, beranilah mencoba hal baru berinovasi.
Lebih dari itu ,jika merujuk pada tuntunan, Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka" (TQS. Ar-Ra'd [13]: 11). Sehingga dalam implementasinya,lebih baik gagal karena mencoba daripada mati karena menunggu,segeralah berubah,jangnlah stagnan,berlarilah dari takdir satu ke takdir yang lain, berevolusi seperti kepompong menjadi kupukupu. Kodratnya mahluk hidup memiliki kepekaan terhadap rangsang dan manusia adalah yang memiliki derajat paling tinggi, ada akal pikiran,budi,bukan sekedar insting, maka harus selalu logis, analitis,kritis,aktif, positif thinking, dinamis, progresif. Dan konsekuensi bukti bersyukur seorang hamba sebagai manusia yang diberikan akal oleh Sang Khalik adalah digunakan semaksimal mungkin, maka ada konsep kewajiban belajar dari sejak lahir sampai sebelum mati. Tidak heran jika para leluhur Banyumas yang diteruskan penerusnya menganalogikakan dengan "Gada Rujak Polo" Alias "Ngutek" Jadi manusia (orang banyumas ) harus ngutek,nalar ,sangat kodrati, madani...kini rujak polo sudah dibuatkan patung menjadi ikon baru kota Purwokerto.Mungkinkah Rujak Polo di Banyumas Memotivasi Katak Rebus, Whit Gibbons? (Gung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H