Fenomena Kampus Menara gading yang menjulang dan ekslusif hingga tak tersentuh oleh masyarakat sekitarnya,akan pupus ditelan perubahan. Seiring dengan kemajuan berpikir masyarakat,kini yang diharapkan ialah kampus yang mampu menjadi menara air. Bermanfaat mengairi ilmu
pengetahuan teknologi bagi masyarakat sekitar,mencerdaskan lingkungannya. Bagaimanapun kampus harus mampu menjadi pembaharu minimal bagi masyarakat sekelilingnya .
Dengan demikian arah kebijakan baru ini,diharapkan pengelolaan manajemen kampus akan melibatkan Kearifan lokal baik institusi dan masyarakat,sehingga sikap eksklusif lembaga pendidikan tinggi akan didorong berubah menjadi inklusif supaya bersinergi dengan potensi sumber daya yang ada di sekitar.
Khususnya pada kampus yang dikelola oleh swasta,yang melibatkan keikut sertaan masyarakat yang awalnya membidani kelahiran kampus di lingkungan sekitarnya sebagai stakeholder pendidikan tinggi .
Dengan iklim baru ini,setidaknya telah memaksa pihak manajemen internal kampus harus membuka diri dengan bergandengan tangan bersama instansi dan para tokoh dan masyarakat sekitar untuk bertanggung jawab tentang kelangsungan,masa depan kampus yang menjadi beban tanggung jawab bersama.
Berbagai cara untuk mendekatkan kampus ini diantaranya ialah sikap akomodatif terhadap kebutuhan pengetahuan teknologi dasar di masyarakat sekitar.Konsep adaptasi inilah yang akan menumbuhkan pengakuan masyarakat sekitar untuk mendukung kemajuan kampus dalam jangka panjang.
Seperti halnya yang telah dilakukan STIKes Ibnu Sina Ajibarang, yang telah ikut serta berpartisipasi melakukan edukasi pencegahan bahaya Covid-19 di sekitar wilayah setempat telah melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat berupa Pendistribusian Hand Sanitizer produk STIKes Ibnu Sina Ajibarang kepada 7 kantor Instansi dll. di wilayah kecamatan Ajibarang dalam rangka untuk pencegahan bahaya pandemi Covid 19 tanggal , 7 April 2020 baru baru ini.
Kegiatan ini sebelumnya telah dilepas keberangkatannya oleh Adi Susanto,S.Farm. Apt selaku Ketua STIKes Ibnu Sina Ajibarang. Menurutnya " Kegiatan Pendistribusian Hand Sanitizer produk sendiri ini adalah untuk melatih kepedulian kampus terhadap masyarakat sekeliling dengan basis kompetensi keilmuan yang dimiliki,sebagai perguruan tinggi yang memiliki program studi Farmasi S1 dan D3 Farmasi dan Makanan.
Sehingga merupakan tanggung jawab akademik yang harus diemban oleh para akademisi kampus secara nyata dalam rangka memberikan edukasi sebisa mungkin kepada masyarakat sehubungan dengan menjangkitnya Covid-19 sekarang ini."
Pembuatan produk Hand Sanitizer , menurut Iva Riana Dewi, S.Si, M Sc. Apt, Kaprodi S1 Farmasi menjelaskan,upaya ini merupakan bukti inovasi sekaligus kepedulian kampus terhadap penanggulangan bahaya Covid-19 yang sedang melanda.
Meskipun demikian menurutnya disarankan kepada masyarakat lebih ditekankan tetap lebih baik cuci tangan dengan menggunakan sabun, bagaimanapun , handsanitizer hanya digunakan ketika kondisi tidak memungkinkan seperti di luar rumah yang susah untuk cuci tangan.