Bangsa Indonesia harus bersyukur bahwa sampai detik ini tetap bersatu dalam Bingkai NKRI.Kita harus berterima kasih atas kearifan para generasi para pendahulu kita dan mari mengamalkan nilai-nilai butir panca sila yang telah mereka tanamkan, yang telah mempedomani hidup berdampingan secara damai.Karena secara kudrati bangsa ini memang terdiri dari ribuan pulau ribuan suku bahasa adat,budaya dan bermacam macam agama.
Dan kemajemukan ini bisa dipersatukan dengan pancasila.Dengan nilai pancasila semua golongan merasa memiliki negeri ini. Inilah kenapa umat islam yang mayoritas ini tidak menuntut menerapkan asas sariat islam dalam konsep bernegara. Tetapi menggunakan pancasila sebagai Dasar Negara.Kesadaran para pendahulu kita jika menerapkan syariat islam dalam kemajemukan,kebinekaan ini justru akan mengancam kesatuan dan persatuan bangsa, orang Bali, Papua, Maluku, Sulawesi dll. Yang berbeda keyakinan tentu akan keberatan jika negeri ini menerapkan syariat islam sebagai dasar negara, karena memang kita berbineka maka kita harus mengakui keragaman. Sehingga konsep dasar kebinekaan inilah yang telah mewarisi kita sampai sekarang ini.
Dalam posisi ini peran ke arifan Tokoh NU KH.Hasyim Asy'ari telah menjadi rujukan yang mampu meletakan dasar kebinekaan sekarang ini yang memberikan masukan ke Presiden Sukarno bahwa umat islam harus memegang teguh nilai-nilai pancasila karena tidak bertentangan dengan agama.
Dalam perkembangannya pancasila menjadi konsep final dasar negara oleh para penerusnya. Sehingga inilah barokah yang harus kita jaga dan lestarikan dan amalkan.
Demikian yang disampaikan oleh Siti Mukaromah, S.Ag.,M.Ap dalam kuliah umum yang disampaikan di STIKes IBnu Sina di hadapan sekitar 150 mahasiswa STIKes Ibnu Sina Ajibarang 26 /11/2019 yang dihadiri oleh ketua STIKes Ibnu Sina Ajibarang, Jajaran Pembina dan Pengurus YPP MNU Ajibarang ,Dosen dan Karyawan serta sekitar 150 mahasiswa.
Dia berharap agar kampus bukan sekedar menjalankan rutinitas akademik saja namun juga mampu menampilkan miniatur keindonesiaan yang beraneka ragam.
Dalam sesion tanya jawab, sempat ditanyakan oleh peserta" bagaimana upaya generasi muda supaya bisa meneruskan kejuanganya dalam era milenial ini" dan menurutnya " Sebagai generasi penerus harus banyak belajar butir butir pancasila, dan menggali didalamnya tentang nilai-nilai luhur itu untuk dipraktekan dalam keseharian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan memelihara konsep kebinakaan yang sudah dicontohkan para pendahulu kita supaya kehidupan berbangsa dalam NKRI terpelihara.
Pertanyaan yang agak melenceng namun sedang fenomenal yaitu bagaimana kita mensikapi jika di dalam lingkungan dekat kita ada anak punk yang kini dianggap sampah masyarakat seperti yang ditanyakan oleh peserta. Menurutnya tindakan yang tepat ialah mendekati supaya bisa merubahnya, bukan dengan berbuat kasar.Karena kekerasan tidak akan mampu merubahnya.
Secara khusus, tentang sumbangsih Ibu Erma terhadap daerah aspirasinya ialah telah meneruskan aspirasi dari masyarakat yang diwakilinya. Dan memberikan penyaluran bantuan di beberapa wilayahnya antara lain, bantuan ambulan ke Sumpiuh,Cilacap dll, bahkan ke STIKes Ibnu Sina Ajibarang ini.
Menurutnya gunakanlah sarana ambulan ini jangan hanya untuk lingkungan sendiri saja karena harus bermanfaat pada masyarakat lebih luas yang perlu di bantu supaya pahalanya terus mengalir, karena kemanfaatannya akan selalu ditanyakan kelak.
Kehadiran kali ini merupakan yang ke tiga di STIKes Ibnu Sina Ajibarang, Ibu Erma,panggilan akrabnya Siti Mukaromah, S.Ag.,M.Ap . Anggota DPR RI dari PKB merasa kagum bahwa dalam 3 tahun sejak berdirinya kini sudah mencapai 213 an mahasiswa dalam dua Prodi yaitu S1 Farmasi dan D3 Analis farmasi dan makanan. " ini sebuah kemajuan yang sangat berarti, kita berharap agar ke depan lulusan kita mampu menembus cakrawala, bisa bersaing dengan perguruan tinggi lain , bangkit, rajinlah belajar supaya sukses menembus cakrawala " mengakhiri ( Gung )