Menarik tulisan Bung Ninoy Karundeng,saking menariknya menggelitik saya untuk menulis ini.Menurut paparannya penangkapan 10 aktivis ini sebagai aksi terapi kejut,jika ditafsirkan apakah maksudnya supaya aksi damai 2/12 ini tidak menimbulkan makar? Sehingga begitu urgennya aksi penangkapan ini dianggap mujarab untuk mengantisipasi malapetaka politik yang membayakan bangsa.
Menarik, hipotesa tentang penangkapan aktivis ini dilakukan sebagai startegi politik. Namun jika melihat kejadian dilapangan secara kronologis,rasanya kita harus mengkaji ulang tentang tupoksi dari adanya aksi damai ini. Apakah betul ada maksud lain selain penuntutan penegakan hukum atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Cahaya Purnama ? rasanya terlalu berlebihan jika ini disimpulkan seperti itu. Toh berulang kali sudah sering dikatakan bahwa aksi damai ini murni hanya untuk menegakkan keadilan,karena dianggap oleh sebagian orang penanganan kasus ini masih abu –abu,meskipun pihak yang berwajib sudah memperlakukan sebagai tersangka,maka rasa keraguan inilah yang menyatukan mereka bisa mengumpulkan jutaan umat untuk menyuarakan hal yang satu ini.
Sehingga agenda lain selain ini,secara logika sama sekali tidak disentuh. Apalagi setelah adanya kesepakatan antara kordinator lapangan dengan aparat rasanya tidak ada celah,tidak mungkin akan ada segelitir orang yang bisa membelokan penyelenggaraan aksi dama ini dari tujuan semula. Kedewasaan ummat sudah ditunjukkan dengan cara tertibnya berdemo dan bertata krama berdemokrasi dengan lebih baik,seiring makin tingginya kesadaran bahwa masing –masing induvidu adalah sebagai penampil demokrasi yang yang santun,karena menjadi teladan bagi segenap bangsa dan sekaligus panutan bagi dunia,ingat aksi ini ditayangakan ke seluruh dunia melalui saluran youtube.
Selain itu bahwa umat islam Indonesia adalah moderat,lebih bisa berdemokrasi dengan santun.Seperti yang dikatakan kapolri,di jutaan umat yang beraksi damai ini tak satupun ranting pohon yang patah karenanya. Bisa dibayangkan jika penistaan ini dilakukan di negara selain kita misalnya Pakistan,Iran dll. bisa lebih fatal dampaknya,seperti yang disinyalir oleh PBNU.Sehingga beruntunglah kita hidup di bumi damai ini.
Jika dilihat kedamaian ini dinilai akibat adanya terapi kejut yang dilakukan oleh pihak aparat rasanya berlebihan,seperti kita tidak menghargai kemampuan para tokoh yang memimpin aksi damai ini,yang masih bisa disusupi oleh hanya segelintir orang yang tertangkap itu. Selain itu bobot kepercayaan umat juga pasti akan menurun karena bukan lagi ghirah keislaman spirit keilahian yang membela kitab suci tapi justru berujung politik kepentingan sesaat. Andaikan ini terjadi ada penyusupan dan intervensi pihak ketiga dipastikan akan diantisipasi,lebih mudah.
Lalu menurut Bung Ninoy ini sebagai terapi kejut maksudnya siapa yang dikejutkan? Dalam dimensi keimanan membela akidah ini berarti sudah tidak ada lagi yang ditakuti selain Tuhan,sebagai wujud keimanan,namun yang mereka tampakkan adalah kerahmatan bagi sesama yang cinta damai. Justru pertanyaannya apakah aksi damai ini juga telah menjadi terapi kejut bagai semua pihak yang ingin mencoba menistakan agama? Namun ini tidak ditampakkan,mungkin hanya pelajaran bagi orang orang yang berpikir.Bahwa tindakan penistaan agama apapun bukan hanya Islam, bukan masalah sepele,karena menyangkut hati nurani bangsa.
Sangat disayangkan jika contoh kasus ini tidak bisa menjadi hikmah bagi kita sebagai bangsa yang bertoleransi,yang berbineka tunggal ika dan saling menghargai sesama jika tidak menghargai perasaan pemeluknya,sampai bisa terus berkepanjangan kasus ini makin meluber kemana mana.Jika kasus ini ditangani lebih cepat pasti akan lebih baik,untuk kebaikan bagi bangsa ini.
Selain itu bagi FPI sendiri ini suatu pelajaran berharga bahwa,ada cara demo yang lebih santun dan efektif dan sejuk adalah seperti yang dilakukan seperti ini.Sehingga tudingan miring selama ini yang sering dialamatkan kepadanya akan berangsur berubah. Image buruk demo FPI seakan tenggelam dalam hidmat dan kekhusuan doa. Cara demokratis sudah dilakukan,dengan menegakkan supremasi hukum jauh dari stigma buruk yang dicap sebagaimana biasanya.Semoga FPI merubah medannya tidak lagi menakutkan namun lebih santun dan demokratis dan lebih konstitusional seperti ini.Sehingga sudah selayaknya bangsa ini menjadi contoh bagi dunia bahwa stek holder bangsa mayoritas umat ini adalah pantas menjadi panutan dunia.
Sehingga dinamika kehidupan berdemokrasi akan selalu mengutamakan stabilitas. Apapun yang dihadapi bangsa ini selalu ada jalan keluarnya,asalkan mengutamakan persaudaraan sesama,saling menghargai ,bagaimanapun kita juga membutuhkan mereka semua ,takdirnya kita adalah mahluk sosial .Supaya kondisi ekonomi bangsa tidak tergoyahkan oleh riak politiknya karena selalu teruji. Seperti Ekonom Samuel Sekuritas menilai, aksi demonstrasi umat muslim yang berlangsung damai menjadi sentimen positif terhadap laju saham., Aksi Damai 212 yang berlangsung damai menjadi sentimen positif bagi pasar saham domestik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Jumat (Republika2/12), ditutup naik 47,20 poin seiring dengan aksi doa bersama yang berjalan kondusif. IHSG BEI ditutup menguat 47,20 poin atau 0,90 persen menjadi 5.245,95. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 10,87 poin (1,25 persen) menjadi 880,56
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H