Seorang bocah berinisial DN berusia 7 tahun disiksa oleh keluarga sendiri. DN mengalami penyiksaan selama kurang lebih 6 bulan. Penganiayaan terungkap Ketika warga curiga dengan kondisi DN. DN ditemukan dalam kondisi busung lapar dan terdapat luka disekujur tubuhnya. Dari situ korban mengungkapkan bahwa ia sering menerima penyiksaan dari keluarganya sendiri. Bahkan ia pernah disekap dikamar mandi yang hanya berukuran 1,5 meter.
DN mengalami luka bakar akibat tangannya dimasukan kedalam air yang mendidih oleh ayah biologisnya sendiri. korban ditendang kemudian dipukuli dengan pemukul yang biasa digunakan oleh satpam, kepala korban dilempari dengan tongkat tersebut, lidah korban disundut dengan rokok, leher korban dicekik dan ditendangi oleh ayah biologisnya sendiri. Tidak hanya itu bahkan korban pernah hampir digantung oleh ayahnya sendiri. Ibu tiri, kakak tiri dan paman tiri korban melakukan pemukulan pada korban. Terakhir, nenek tiri korban memukul korban dengan cutter sehingga jidat korban terluka.
Menurut pengakuan tersangka, mereka tega menyiksa korban karena emosi dengan korban yang rewel dan melakukan hal yang mereka tidak inginkan. Terlepas dari apapun bentuk kekerasan terhadap anak tidak dapat dibenarkan.
Anak yang masih dalam masa perkembangan seharusnya mendapatkan perlakuan dan Pendidikan yang baik karena apa yang diterimanya dapat mempengaruhi dirinya kedepannya. Kekerasan baik fisik maupun mental dapat memberikan dampak yang buruk terhadap perkembangan anak.
Anak yang menerima kekerasan dapat memicu trauma berkepanjangan yang dapat menuntun korban untuk mencari pelarian dengan hal -- hal yang negative seperti penggunaan obat-obatan terlarang dan alcohol untuk mengatasi kecemasan yang mereka alami.
Konsumsi barang-barang berbahaya ini dapat menimbulkan kerusakan fisik yang bahkan dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak dibawah umur yang belum dapat mengendalikan diri. Kekerasan pada anak dibawah umur juga dapat memicu anak untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H