Lihat ke Halaman Asli

Kapan-kapan Ada Film Perjuangan?

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

17 Agustus tahun 45, hari kemerdekaan Republik Indonesia yang sekarang diperingati hanya dengan perlombaan ala kadarnya, kalaupun ada yang lebih tinggi tingkatannya paling-paling  acara ceremonial dengan upacaratahunan. Masih teringat dulu saat-saat saya masih di sekolah dasar hingga duduk di bangku Sekolah Menengah, televisi apalagi stasiun televisi pemerintah rutin menayangkan film-film dokumenter yang menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan Jepang dan Belanda. Atau dengan cerita drama yang masih sangat sederhana sekali di masa itu. Dari sanalah kita tahu betapa berat bangsa ini dalam berjuang memperoleh kemerdekaan sekaligus mempertahankannya hingga menjadi NKRI. Sebelum Indonesia lahir, ratusan tahun yang lalu negeri ini telah diperebutkan oleh bangsa-bangsa asing seperti  Mongolia, Spanyol, Portugis, Belanda-Belgia, Inggris, Prancis masa Daendels dan terakhir Jepang. Mereka pernah menduduki Nusantara walaupun akhirnya bumi Nusantara kembali ke pangkuan bangsa yang syah. Beruntung negeri ini tidak didirikan sebuah negara di atas negara seperti di beberapa negara lain, dimana berkedok berdiri sebuah negara baru tetapi menjajah negara lama berikut penduduk pribumi yang menjadi warga kelas tiga.

Saya sangat prihatin dengan kondisi generasi muda sekarang terutama remaja usia sekolah, dimana mereka sudah tidak lagi mengetahui akan sejarah perjuangan bangsa ini. Setelah upacara 17 Agustus berakhir, ya sudah beberapa mereka kembali ke mall atau cafe dengan biasa-biasa saja atau menonton acara stasiun televisi swasta yang terkadang jauh dari norma dan etika. Ada pula yang masih baik yaitu dengan membenamkan diri ke dalam buku pelajaran atau kegiatan yang berprestasi. Akan tetapi yaitu tadi!, tidak ada nilai-nilai patriotisme di sana. Itu sepenuhnya bukan salah mereka, mengapa mereka bisa memiliki pola hidup seperti itu? Jawabannya adalah media penyiaran televisi yang sudah tak pernah lagi membuat acara atau program edukasi tentang makna perjuangan bangsa ini. Apa sebuah house produksi TV swasta akan rugi? Bila membuat tayangan sinetron atau drama tentang perjuangan bangsa?. Dari sebuah film tentunya akan memberikan perenungan dan pesan pada generasi muda. Coba kita tengok  Amerika Serikat sebuah negara yang tak pernah dijajah dan murni berdiri dari pemberontakan para imigran Eropa yang membelot melawan pemerintahan Inggris yang syah saja setiap tahun memproduksi film “perjuangan” versi mereka. Mengapa kita yang mutlak pernah dijajah oleh bangsa lain tidak ada niat memproduksi sebuah film yang bercerita dan bertutur tentang patriotisme dan nasionalisme?.

Sudah saatnya stasiun televisi atau insan perfilman untuk meneruskan dan memupuk nilai-nilai perjuangan bangsa ini dengan membuat film perjuangan yang berbobot, akurat dan teliti dengan nilai-nilai budaya sesuai setting di masa itu. Dengan tidak melupakan human of  interest di dalamnya. Jangan sampai bermaksud membuat film perjuangan tetapi malah gagal seperti kasus film “Surabaya 1945” dimana sama sekali tidak ada human of  interest di dalamnya.

Saya sangat berharap ada film yang berbobot berkisah tentang perjuangan anak manusia, tentang idealisme suatu bangsa, nilai-nilai moral yang agung, cita-cita dan tujuan suatu negara. Ehmm tapi kapan ya??




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline