Lihat ke Halaman Asli

Mafulillahi zakinah

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Teknologi Yogyakarta

Melihat Pelunasan Utang Indonesia pada IMF dan Kerja Sama IA-CEPA Lewat Perspektif Liberalisme dan Neo-Liberalisme

Diperbarui: 7 November 2023   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan (Menkeu) telah menegaskan bahwasanya Indonesia tidak lagi memiliki hutang kepada International Monetary Found atau IMF pasca melakukan pembayaran tahap kedua sebesar 3,2 miliar dollar AS. Pelunasan ini menandai era kebijakan ekonomi Indonesia yang lebih mandiri dan lepas dari campur tangan IMF.

Lantas bagaimanakah perspektif liberalisme melihat fenomena ini?

Pelunasan utang yang dilakukan oleh Indonesia pada IMF sejalan dengan konsep liberalisme yang berfokus pada kebebasan individu dan otonomi. Selain itu, pelunasan yang dilakukan juga telah mempertimbangkan berbagai aspek yang ada seperti kondisi arus modal yang masuk dan kecukupan devisa sehingga dapat disegerakan untuk memulai kebijakan ekonomi yang lebih bebas.

Upaya pemutusan /pembatasan intervensi yang dilakukan bertujuan guna memperoleh kebebasan semaksimal mungkin. Sebab apabila kita berkaca pada masa lalu, ada banyak kebijakan hasil intervensi dari IMF yang tidak cocok diterapkan di Indonesia an malah menimbulkan kerugian, contohnya adalah tatkala Indonesia mengalami krisis ekonomi 1997. AS dan Jepang mendesak Indonesia untuk menerima dana dan paket kebijakan ekonomi yang pada akhirnya tidak tepat dan malah menimbulkan kerusuhan sosial politik.

Sedangkan untuk IA-CEPA sendiri merupakan kerja sama kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Australia yang ditandatangani oleh Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita pada tanggal 4 Maret 2019.

Tidak hanya memperluas akses pasar antara dua negara IA-CEPA juga bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan perdagangan berkelanjutan melalui Economic Cooperation, meningkatkan standar kualitas serta mengoptimalkan investasi dua arah antara Indonesia Australia dalam berbagai sektor.

Sudut pandang Neo-Liberalisme melihat hal ini sebagai penekanan atas pentingnya kerja sama ekonomi guna memfasilitasi perdagangan bebas, investasi dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada dua negara. Kerja sama tersebut mencerminkan prinsip-prinsip dari Neo-Liberalisme, seperti

  • Perdagangan bebas, di mana IA-CEPA mencakup penurunan tarif bea cukai sehingga memungkinkan peningkatan perdagangan bebas antar dua negara
  • Investasi, adanya kerja sama ini dinilai dapat memudahkan aktivitas investasi yang mana menguntungkan dan mendorong para investor untuk berinvestasi.

Perspektif Neo-Liberalisme melihat eksistensi IA-CEPA sebagai salah satu alat dan jembatan penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline