Lihat ke Halaman Asli

Konflik Sosial: Pengepungan Mahasiswa Papua di Yogyakarta

Diperbarui: 22 Juni 2023   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merdeka.com/hartanto rimba 

Intisari Kronologi : Kejadian tersebut bermula saat mahasiswa Papua yang menamai diri Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat (PRPPB) membuat rangkaian acara pada tanggal 13-16 Juli 2016, yang acara tersebut meliputi : 

1. Orasi yang mendukung ULMWP (United Lebration Movment For West Papua) untuk bergabung di Melanesian Spearhead Grup (MSG) yang sedang melakukan Konferensi Tingkat Tinggi di Honiara, Solomon Island 13-15 Juli. PRPPB semula berencana melakukan aksi long march dengan rute Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kusumanegara ke Titik Nol KM di Jalan Panembahan Senopati pukul 09.00 WIB.

2. Mahasiswa Papua di Yogyakarta adalah mencabut izin perusahaan perusahaan asing di tanah Papua.Tidak hanya dukungan untuk Papua Barat, tuntutan mereka juga adalah menarik seluruh pasukan TNI dan Polisi dari pulau tambang emas itu.

Komentar : Komentar saya terkait kronologi ini pertama kali adalah bertanya apakah mahasiswa papua ini sudah meminta izin kepada Polda Yogyakarta? Ternyata dari berita merdeka.com mengatakan bahwa mahasiswa papua ini sudah meminta izin untuk melakukan orasi perdamaian bukan untuk orasi yang anasrkis terhadap 2 poin yang sebutkan di intisari kronologi. 

Akan tetapi mengapa mahasiswa papua tetap di kepung, disandera bahkan di sita makanannya oleh beberapa ormas, seperti pemuda pancasila Paksi Katon, Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI Polri Indonesia dan Laskar Jogja, bahkan sampai ormas ini mengeluarkan kata-kata rasisme dan hewan kepada mahasiswa papua ini, dengan alasan tujuan dari mahasiswa papua ini tidak jelas “ucap Ormas. Padahal mahasiswa papua sudah meminta izin dengan baik untuk melakukan orasi yang baik pula hanya saja ini terjadi karena adanya DISKRIMINASI yang dilakukan oleh ormas kepada mahasiswa dengan argumentasi yang tidak jelas. 

Bahkan mahasiswa papua malah dibantu oleh masyrakat jogja yang lain untuk membantu stok makanan yang diambil oleh ormas, bahkan Pengacara publik LBH, Veronica Koman menyebut masyarakat Yogya turut ikut membantu menyalurkan bantuan berupa stok makanan ataupun minum menggunakan mobil PMI. Makanan baru bisa masuk ke asrama mahasiswa Papua pada pukul 21.00 WIB. "Itu bukan masyarakat Yogya. Mereka (masyarakat Yogyakarta) malah bantu mereka yang terkepung dengan mengirimkan bantuan makanan ataupun minuman," terang Veronica. 

Dan Seharusnya yang diamankan adalah beberapa ormas tersebut bukan mahasiswa papua karena secara hukum mahasiwa papua sudah memiliki izin dari polda Yogyakarta untuk melakukan orasi.

Cara mengatasi : menurut saya hal ini terjadi karena ormas yang sama sekali tidak mau tau dan tidak ingin paham oleh apa yang dilakukan oleh mahasiswa papua di yogya, yang harusnya orasi berjalan damai malah menjadi ricuh karena kesalahpahaman oleh beberapa ormas yang sudah saya sebutkan diatas, hal tersebutlah yang membuat ricuh dan harusnya ormaslah yang harus dibenahi dari segi sikap dan mendengarkan informasi terlebih dahulu dan menurunkan egoisme oleh ormas yang merasa benar padahal salah, jadi menurut saya cara mengatasinya adalah kita harus paham dulu segala informasi atau tindakan dan tujuan yang dilakukan oleh orang lain agar tidak mudah mencelakai seseorang dan tidak timbul masalah yang lebih besar lagi, jadi disini saya lebih pro kepada mahasiwa papua dibanding ormas yang saya sebutkan diatas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline