Lihat ke Halaman Asli

[FKK] Lamongan: Bumi Cinta

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maftuhah As Sa'diyah, No. 89

Lamongan: Bumi Cinta

adalah altar bumi beratap langit fajar nan gerimis

mula netra membuka sayup pintu kelopak, tangis pecah, rona merekah

embun menyemai tanah kelahiran: bumi soto

kaki-kaki bergelinjang-bersorak-bermain-bernyanyi

menari boran, mayang madu, turonggo solah, silir-silir

surya menyinari tanah budaya: bumi tahu campur

adalah satu di antara urat nadi khazanah pertiwi

mula lisan mengeja alif-ba’-ta’, merapal a-b-c, menghitung satu-dua-tiga

senja menyaksi tanah religi-edukasi: bumi wali songo

meski rantau menabir sunyi antara kami; aku dan dia

namun nama itu kian tersemat-melekat pekat di palung kalbu

purnama melukis tanah histori: bumi joko tingkir

adalah tanah gemah ripah loh jinawi

menghijau sesawah, membentang rerawa, meruah ulam tetambak

asset hidup Cah Lamongan, untuk sesuap nasi

bebiji hari terhitung jemari kian berlekuk keriput

tibalah akhir melafaz usia, menghela napas hayat

gundukan tanah menyirat diri, menjelma pusara bertepi epitaf(ku)

aku dilahirkan, dibesarkan, dan dikuburkan

di tanah ini, di bumi ini: tanah surga-bumi cinta

dia: satu kata satu nama yang ‘kan tersemat pekat

“Lamongan”

: memayu raharjaning praja

Lamongan, 27 April 2014

10:24 WIB

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline