Lihat ke Halaman Asli

Lagu Jokowi Tembus Puluhan Juta dalam Waktu Dekat

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah lagu berirama hip hop yang diciptakan Marzuki Mohamad dari Yogya begitu enak didengar. Selain sangat gampang dicerna, syairnya begitu mengena. Bercerita dengan nalar yang jernih dan berhasil menjawab pertanyaan seluruh perjalanan reformasi yang mati suri.  Ini lagu yang sangat dahsyat (silakan diklik sini)!

Diawali dengan pertanyaan, “Apa yang dibutuhkan Indonesia? Jujur, sederhana, dan bekerja. Ayo kawan dukung Jokowi-Kalla. Bersatu padu coblos nomor dua. Bait satu)

Badannya kurus wajah kampungan. Namun hatinya tulus sinar harapan. Dengan kerja nyata kau jawab keraguan. Karena janji-janji sudah membosankan...”

Dengan cara getok-tular, masing-masing kita bisa saling memberi, mengirim dan memasang link lagu tersebut lewat fasilitas apa pun yang tersedia, saya yakin lagu ini bakal segera tembus angka puluhan juta pengakses dan menjadikannya sebagai lagu rakyat untuk kemenangan Jokowi!

Kalau Amin Rais menyimak lagu ini, kalau Mahfud MD mencermati syair dendang lagu ini, tak pelak lagi hatinya akan sangat teriris. Itu jika mereka masih mempunyai  nurani. Sayangnya hati mereka sepertinya sudah tertutupi haus kekuasaan.

Itu lagu rakyat yang dibuat dengan nurani. Lagu yang tercipta tanpa bayaran tanpa diminta. Karena Jokowi adalah kita. Mari kita simak lanjutan syair lagu Jokowi tersebut.

Citramu sederhana apa adanya, cerminan sikap dari nuraninya. ... cinta untuk rakyat Indonesia, Jokowi adalah kita

Ratu Adil nggak usah dicari, coba tanyakan di dalam hati. Rekam jejaknya sudah pasti, jawabnya adalah Jokowi. (Kembali ke bait satu)

Jika Suara rakyat suara Tuhan, suara ini kami amanatkan. Dengan nurani tanpa bayaran, demi martabat demi kedaulatan.

Relawan bergerak dengan sukarela, bukan berarti tak ada harganya. Justru karena tak ternilai harganya, tak kan ada yang sanggup membayarnya.

Sekian lama reformasi hanya untuk dia, sekian lama demokrasi tersandera. Pertiwi menangis berdoa, Jokowi jawabannya (Kembali ke bait satu).

Yang lebih penting dari politik kawan, adalah kemanusiaan.  Guru bangsa mengajarkan kita saudara dalam kebhinekaan. Setelah pilihan dan kemenangan, kami akan mundur menarik dukungan. Membentuk barisan parlemen jalanan, mengawasi amanat kekuasaan. Menang nggak jumawa kalah lapang dada. Siapa pun ia presiden Indonesia.

Menang nggak jumawa kalah lapang dada. Salam damai untuk Indonesia. (Kembali ke bait satu).

Mantap.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline