Lihat ke Halaman Asli

BOPI Kalah, ISL Bergulir 4 April

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Akhirnya BOPI kalah. Sudah bisa ditebak.

Ya. Semalam BOPI dan PT Liga sepakat menetapkan ISL bakal bergulir tanggal 4 April. Kesepakatan dicapai hanya berdasarkan janji. Janji tentu tak bisa dipegang, tak pernah bisa dijadikan dasar hukum jika kelak terjadi perselisihan. Apalagi janji yang diucapkan Joko Driyono. Karena orang ini sudah biasa berjanji, berbicara manis. Mana ada janji ditulis. Kalau janji ditulis namanya kesepakatan tertulis alias perjanjian hukum yang konsekuensinya adalah hukuman bagi pelanggarnya. Kalaupun Pak BOPI menulis janji Jokdri, tentu saja sekadar catatan yang tak berguna, karena mana mau Jokdri menandatangani catatan semacam itu.

Mengapa BOPI begitu mudah menerima segala sesuatu yang dikemukakan Jokdri? Entahlah. Dugaan saya BOPI ewuh pakewuh sama anggota DPR yang sama ngebetnya supaya ISL segera bergulir tanpa mau tahu apakah mereka sudah memenuhi syarat atau belum.

Yang pasti, seharusnya BOPI hanya berpegangan pada sudah atau belumnya persyaratan dipenuhi oleh klub-klub ISL. Kalau sudah silakan jalan, terserah mau tanggal berapa pun itu sudah urusan ISL. Tapi kalau belum sanggup memenuhi persyaratan seharusnya BOPI TIDAK mengeluarkan kata setuju ISL digelar.

Sudah jelas Jokdri tidak meiliki itikad baik. Dia hanya ingin kekuasaannya terus langgeng.

Dalam pembicaraan tidak ada kemauan ISL memenuhi semua persyaratan. Yang ada adalah keluhan dan ngeles saja. Padahal jika mereka mau, pasti sepak bola Indonesia bakal maju. Sayangnya mereka mau terus begitu. Memelihara ketidaktaatan. Bermodalkan serba kenikmatan tanpa mau susah-susah berusaha memenuhi kewajiban.

Sudah berapa tahun kompetisi ISL berjalan tapi klub-klub masih belum profesional. Kalau belum profesional mestinya main dalam perserikatan saja. Seperti jama dulu. Toh sama ramenya. Masih tetap diserbu penggemar.

Kalau PSSI masih tetap kayak gitu, membiarkan kompetisinya berjalan tanpa mempedulikan persyaratan yang ditetapkan AFC dan FIFA, jangan harap sepak bola Indonesia bisa beranjak dari rangking bawah. Yang ada malah terus disalip tim-tim sepak bola di kawasan ASEAN. Sangat menyedihkan.***

Tulisan lain: Islam Syiah, Pantaskah Dibela?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline