Lihat ke Halaman Asli

Maydearly89

Literasi Negeri

Sang Bunga Surga

Diperbarui: 2 Juli 2021   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada pucuk senja, relungku menjadi melankolis mengingat sebuah kisah yang memetik langit kesedihan. Sebuah kisah tentang sang bunga surga yang syahid di telan bencana.

Pagi itu, di sekoahku tepatnya 18 Desember 2020, adalah waktu pembagian rapot. Sorak gembira sahutan para siswa menjemput hari libur dan tahun baru. Sebuah kesenangan menjadi siluet kenangan yang bertenggar untuk keabadian.

Ruang kantor dipenuhi riak obrolan para guru. Canda gurau yang dijambak kesibukan mengurutkan peringkat menjadi pengantar cerita di hari itu. Akhirnya para wali kelas bergegas pergi menuju kelas masing-masing. Iringan senyum para wali murid membingkai sapaan hangat seperti hangatnya secangkir kopi di pagi hari.

"Assalamualaikum Bapak Ibu" Sapaku dari pintu kelas.

"Waalaikumsalam" Jawab para wali murid serentak.

Setelah memaparkan seluruh informasi, akhirnya pembagian rapot itu dimulai. Anak-anak kelasku menonton dari bilik jendela sembari berceloteh riuh. Sedikit bising, namun ini adalah momen yang amat mendebarkan dari mereka, apakah dapat rangking, ataukah dapat nilai merah? Sekelumit pertanyaan itu berkawin dalam perasaan mereka.

"Baiklah Bapak Ibu, sekarang akan saya umumkan yang mendapat peringkat 3 Besar. Bagi yang saya sebutkan namanya, dimohon anak dan orangtuanya berdiri di depan kelas" Ujarku.

Seringkas tatapan harap-harap cemas dari wali murid mengisi relung kelas. Ada yang tak sabar, ada yang nampak begitu cemas.

"Bismillahirrahmanirrahim, Peringkat Ketiga diraih oleh Ananda Sitti Mayasari peringkat kedua, diraih oleh Ananda Nur Cahya Nandini, dan Peringkat pertama di raih oleh Ananda Tian Aditia Gunawan" paparku.

Di luar, gemuruh tepuk tangan membersamai irama kebahagiaan untuk ketiga jagoan kelasku. Dengan langkah bahagia, ketiga siswaku berjejer di depan kelas di dampingi orangtuanya. Aku pun mengalungi medali sebagai bentuk motivasi agar terus berprestasi.

"Selamat ya Sitti, Nur, Tian pertahankan prestasinya" pungkasku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline