Kesejahteraan merupakan harapan besar dan mulia yang senantiasa diimpikan oleh setiap masyarakat di berbagai negara. Untuk mencapai taraf kesejahteraan yang setara di setiap lapisan masyarakat, diperlukan adanya politik dalam dunia bisnis. Regulasi dalam kebijakan ekonomi mengatur kekayaan dan pendapatan suatu negara serta pengelolaan tanah dan distribusinya dikenal sebagai kebijakan keuangan negara, yang dalam sejarah sering disebut sebagai kebijakan fiskal di era modern. Teori ini menjelaskan tentang ekonomi campuran, di mana negara dan sektor swasta memiliki peran yang sangat krusial.
Sepanjang sejarah ilmu ekonomi, terdapat beberapa aliran pemikiran ekonomi yang telah memberikan kontribusi penting dalam pengembangan dasar teori dan praktik ekonomi. Salah satu aliran dari mazhab yang ada adalah Aliran Pemikiran Ekonomi Klasik. Dengan tokoh-tokoh seperti Adam Smith, David Ricardo, dan Thomas Malthus, aliran ini memperkenalkan ide-ide fundamental mengenai pasar tanpa campur tangan, efisiensi dalam produksi, serta pengalokasian sumber daya alam. Aliran pemikiran ekonomi klasik adalah salah satu yang paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran ekonomi, muncul pada abad ke-18 dan berlanjut hingga pertengahan abad ke-19.
Aliran pemikiran ekonomi klasik saat ekonomi modern masa Adam Smith merupakan titik awal bagi studi ekonomi modern. Dimana Adam Smith seringkali disebut sebagai "Bapak Ekonomi Modern" dengan banyak karyanya dan salah satu karyanya yang dikenal adalah "The Wealth of Nations". Aliran ini mendominasi pemikiran ekonomi hingga pertengahan abad ke-19 sebelum digantikan oleh ekonomi neoklasik. Dengan pemikiran-pemikirannya yang mendalam dan sistematis, aliran ekonomi klasik telah menjadi dasar bagi banyak teori ekonomi selanjutnya dan masih relevan dalam diskusi-diskusi ekonomi modern. Pada masa ekonomi modern masa Adam Smith ini juga cukup dikenal istilah "The Invisible Hand" atau "Tangan tak Terlihat", yang mana istilah ini merujuk pada paham dimana pada pemikiran ekonomi klasik masa ekonomi modern Adam Smith ini Aliran klasik lebih menekankan pada sistem pasar bebas dan kontribusi individu dalam ekonomi. Mereka meyakini pada potensi "Tangan tak Terlihat" pasar dalam meraih keseimbangan. Ekonomi masa kini, di sisi lain, memiliki jangkauan yang lebih luas, melibatkan berbagai masalah seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, ketidakadilan, serta kebijakan pemerintah yang lebih rumit. Peran pemerintah aliran klasik biasanya mendukung keterlibatan pemerintah yang terbatas dalam ekonomi. Ekonomi modern, khususnya setelah introduksi teori Keynesian, mengakui signifikansi keterlibatan aktif pemerintah dalam menstabilkan perekonomian dan menangani ketidakberdayaan pasar.
Pemikiran ekonomi klasik dimana dengan salah satu istilahnya yang dikenal pada masa ini yaitu "The Invisible Hand" secara sederhana memang berarti dimana ekonomi di suatu negara/daerah tidak perlu terlalu dicampuri oleh tangan pemerintah, sehingga dalam perekonomian peran pemerintah minimal dan yang berperan penting dalam perekonomian adalah pelaku ekonomi, usaha, bisnis, juga swasta. Pemikiran ekonomi klasik ini memiliki beberapa kelebihannya tersendiri yang menjadikan pemikiran ini sebagai pondasi perekonomian. Berikut beberapa kelebihan dari mazhab pemikiran ekonomi klasik:
- Ekonomi klasik menyoroti signifikansi pasar yang tidak terikat, di mana harga barang dan jasa ditetapkan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Gagasan ini memperkuat efektivitas dalam penempatan sumber daya, karena pasar mampu beradaptasi secara cepat terhadap perubahan situasi ekonomi tanpa intervensi pemerintah yang berlebihan.
- Teori Tangan Tak Terlihat merujuk pada kumpulan konsep yang menjelaskan bagaimana kekuatan atau faktor yang tidak tampak dapat memengaruhi keputusan dan perilaku dalam masyarakat. Teori ini sering digunakan untuk menggambarkan bagaimana pasar dan interaksi ekonomi berlangsung tanpa keterlibatan langsung dari individu atau pemerintah, menggambarkan anggapan bahwa ada "tangan tersembunyi" yang mengatur berbagai proses tersebut. Gagasan "tangan tak tampak" yang diungkapkan oleh Adam Smith mengindikasikan bahwa saat individu mengupayakan kepentingan pribadinya, hal itu dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Interaksi di pasar secara tidak langsung berkontribusi menghasilkan hasil yang menguntungkan bagi masyarakat.
- Keseimbangan Pasar, mazhab klasik meyakini bahwa pasar secara intrinsik akan menemukan titik keseimbangannya sendiri. Saat terjadi ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan, sistem harga akan bekerja untuk memulihkan keseimbangan tersebut, sehingga mencegah terjadinya isu seperti kelebihan atau kekurangan barang.
- Teori Nilai Kerja, teori mengenai nilai kerja yang diperkenalkan oleh para ahli seperti David Ricardo mengemukakan bahwa nilai suatu produk ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Hal ini menunjukkan betapa krusialnya kolaborasi dalam menghasilkan nilai dan kekayaan di dalam perekonomian.
- Peran Terbatas Pemerintah, ekonomi klasik berpendapat bahwa tanggung jawab pemerintah sebaiknya terbatas pada pemeliharaan hukum dan keteraturan, serta perlindungan terhadap hak kepemilikan. Pendekatan ini berfokus pada pengurangan campur tangan pemerintah dalam aktivitas ekonomi, dengan harapan agar pasar dapat beroperasi dengan efisien.
- Keunggulan Komparatif, David Ricardo memperkenalkan gagasan mengenai keunggulan komparatif, yang menjelaskan bahwa negara-negara dapat meraih keuntungan dari perdagangan global dengan memfokuskan produksi pada barang yang dapat mereka hasilkan dengan lebih efisien. Hal ini menjadi landasan bagi sejumlah kebijakan perdagangan global yang ada saat ini.
Secara umum, keunggulan-keunggulan ini menunjukan bahwa teori pemikiran ekonomi klasik telah memainkan peran penting dalam memperdalam pemahaman kita mengenai bagaimana cara kerja pasar serta bagaimana kebijakan ekonomi bisa dirancang untuk mencapai efisiensi dan meningkatkan kesejahteraan publik.
Namun, selain kaunggulan-keunggulan pemikiran ekonomi klasik yang sudah saya tuliskan diatas, suatu pemikiran dan teori pastinya tetap akan ada yang mengkritik atau kritisisme, meskipun mazhab pemikiran ekonomi klasik ini telah memberikan kontirbusi yang signifikan terhadap pengembangan teori ekonomi. Berikut beberapa kritik terhadap mazhab pemikiran ekonomi klasik :
- Mengabaikan Faktor Sosial dan Politik : Ekonomi klasik cenderung melihat individu sebagai entitas rasional yang bertindak untuk mengoptimalkan keuntungan pribadi, tanpa memperhitungkan konteks sosial dan politik yang lebih luas. Fenomena ini mengesampingkan fakta bahwa keputusan ekonomi juga bisa dipengaruhi oleh norma, budaya, dan nilai-nilai sosial. Sebagai ilustrasi, dalam masyarakat yang memiliki tingkat ketimpangan sosial yang signifikan, pilihan ekonomi yang diambil oleh individu dapat dipengaruhi oleh tekanan sosial serta ketidakadilan, yang tidak dapat dijelaskan melalui model ekonomi klasik.
- Ketidakseimbangan dalam Distribusi Kekayaan : Aliran pemikiran klasik menganggap bahwa mekanisme pasar yang bebas akan secara otomatis menghasilkan keseimbangan dan keadilan dalam perekonomian. Akan tetapi, kritik mengindikasikan bahwa pasar tidak selalu menghasilkan pembagian kekayaan yang seimbang. Ketidakseimbangan dalam penyebaran kekayaan dapat memperparah perbedaan sosial dan ekonomi. Berdasarkan informasi yang tersedia, terlihat bahwa ketidaksetaraan pendapatan di sejumlah negara semakin memburuk, di mana sekelompok kecil individu mengendalikan mayoritas kekayaan. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pasar bebas tidak selalu memberikan hasil yang menguntungkan bagi semua pihak.
- Keterbatasan dalam Memprediksi Krisis Ekonomi : Teori pemikiran klasik tidak berhasil dalam menerangkan dan memprediksi krisis ekonomi signifikan seperti saat peristiwa Great Depression (Depresi Hebat) di tahun 1930-an, krisis ini bermula di negara Amerika Serikat yang kemudian menyebar ke beberapa negara, terutama negara kawasan Eropa. Gagasan bahwa pasar akan selalu mencapai keseimbangan tidak mempertimbangkan faktor-faktor luar seperti spekulasi pasar dan kebijakan pemerintah yang dapat menimbulkan ketidakstabilan ekonomi.
Secara singkat, setelah sekian lama beberapa negara menganut aliran ekonomi klasik Adam Smith seperti Amerika Serikat terkena Great Depression (krisis hebat) yang ditandai seperti pengangguran tinggi, tingkat inflasi tinggi, penurunan nilai pasar saham, dan penurunan produk domestik bruto (PDB), keluarlah teori pemikiran ekonomi Keynesianisme oleh John Maynard Keynes yang mana menyoroti pentingnya intervensi campur tangan pemerintah untuk mengatasi penurunan permintaan agregat pada saat resesi, suatu pandangan yang ditolak oleh para pemikir ekonomi klasik saat itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI