Lihat ke Halaman Asli

Maheswari Ariska Abhinaya

Penulis di Rahma.id, omong omong.com dengan tema parenting, dan juga penulis beberapa buku antologi, mahasiswi psikologi di salah satu universitas swasta,

Aku Bisa Karenamu Tuhan

Diperbarui: 25 Mei 2024   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gadis kecil itu, kini sudah bertumbuh dan beranjak dewasa. Gadis itu tumbuh menjadi gadis cantik dan gadis yang sangat mengerti bagaimana kondisi keluarga dan lingkungan memperlakukannya, gadis yang sabar, dan selalu berjuang untuk dirinya.

Siapa yang menyangka, gadis itu tumbuh menjadi wanita yang sangat kuat seperti sekarang ini. Gadis yang tumbuh dengan berbagai luka di hatinya dan juka luka dipikirannya kini menjadi orang yang begitu luar biasa. 

21 tahun lalu ia terlahir di tengah keluarga dengan kehidupan yang sangat sederhana, tumbuh dan berkembang ditengah keluarganya yang memiliki kepercayaan sangat beragam. 

Tentu saja ditengah masa pertumbuhannya banyak sekali rintangan yang harus dihadapinya sendirian tanpa bantuan orang tuanya. Bahkan dari rintangan yang dihadapinya, banyak hal yang masih diingatnya hingga kini dan menjadi luka dalam hati kecilnya. 

Kerap kali ia berpikir mengapa ia terlahir berbeda, mengapa dari sekian banyak orang yang diciptakan Tuhan harus ia yang mengalaminya. Dan tentu hingga kini banyak ketakutan yang masih disimpan di dalam hatinya itu tanpa seorangpun yang mengetahuinya. 

Kenapa gadis itu tidak pernah bercerita, kenapa gadis itu selalu memendam semuanya sendiri?

Tentu saja karena ia tidak ingin berbagi luka dan juga perasaan yang tidak karuan itu kepada orang yang menjadi bagian dari hidupnya. Terkadang ia ingin berbagi cerita dan apa yang ia rasakan. Tapi gadis itu berpikir betapa sakitnya ketika ia harus berbagi luka kepada seseorang. 

Namun jika harus berbagi cerita ia harus berbagai cerita dengan siapa? 

"Kamu punya orang tua yang akan mendengar berbagai cerita dan keluh kesahmu. Mereka tentu tidak merasa keberatan atas segala keluh dan kesahmu." 

Banyak orang yang berpendapat demikian. Tetapi apakah mereka berpikir dan membayangkan  bagaimana seseorang bisa bercerita dan mengungkap keluh kesahnya kepada orang yang membuatnya memiliki luka dan merasa berbeda dengan anak pada umumnya di luar sana. 

"Gadis itu lebay banget sih. Gitu aja jadi masalah"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline